Wamendagri Tinjau Pembangunan Kawasan Pusat Pemerintahan Papua Barat Daya di Sorong
Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk bersama Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti dan Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu melakukan peninjauan langsung terhadap progres pembangunan Kawasan Pusat Pemerintahan (KPP) Provinsi Papua Barat Daya di Kota Sorong.
Penekanan Pada Keterlibatan Orang Asli Papua dalam Pembangunan
Dalam kunjungan kerja tersebut, Wamendagri Ribka Haluk menegaskan komitmen pemerintah untuk melibatkan Orang Asli Papua (OAP) dalam setiap tahapan pembangunan, termasuk proyek strategis seperti Kantor Gubernur, Kantor MRP, dan Kantor DPRP. "Nanti saya cek juga, kira-kira ada tidak anak daerah yang ikut dalam bangunan ini, Orang Asli Papua," ujar Ribka dalam keterangan tertulis, Jumat (7/11/2025).
Dampak Positif Pembangunan Pusat Pemerintahan bagi Ekonomi Sorong
Pembangunan kawasan pusat pemerintahan ini tidak hanya memperkuat tata kelola administrasi daerah, tetapi juga berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Sorong. Ribka menjelaskan, "Pertumbuhan ekonomi akan terjadi ketika semua sektor, baik mesin birokrasi maupun mesin swasta, bergerak di tempat ini."
Pengoptimalan Sumber Daya Lokal dan Potensi Sorong
Wamendagri mendorong pemanfaatan material lokal dalam pembangunan dan mengapresiasi perkembangan sektor transportasi serta dunia usaha di Sorong. "Sorong ini punya potensi yang cukup luar biasa, dunia usaha juga bergerak," katanya. Ia menambahkan bahwa Sorong telah berkembang pesat dan menjadi salah satu kota paling maju di Tanah Papua.
Harapan Percepatan Pembangunan Papua Barat Daya
Ribka berharap percepatan pembangunan tidak lagi terhambat oleh kendala klasik dan menyampaikan dukungan penuh dari Kementerian Dalam Negeri. "Doa dan harapan kita harus selesai cepat pembangunan KPP Provinsi Papua Barat Daya," pungkasnya.
Artikel Terkait
Polda Metro Jaya Beri Pendampingan Psikologis Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta
Rob Jetten, 38 Tahun, Resmi Jadi PM Termuda Belanda Usai Kalahkan Geert Wilders
Bareskrim Ungkap Tambang Batu Bara Ilegal di Kaltim Rugikan Negara Rp 5,7 Triliun
Hardiyanto Kenneth Apresiasi Pelantikan Prakarsa Warga Jakarta Barat, Jadi Mitra Strategis Pemerintah