Rusia Klaim Kepung Pokrovsk dan Kupiansk, Gunakan Taktik Pincer Movement
Rusia mengklaim pasukannya telah berhasil mengepung kota strategis Pokrovsk dan Kupiansk di wilayah Ukraina. Moskow pun menyerukan pasukan Ukraina di kedua kota tersebut untuk segera menyerah, dengan peringatan bahwa mereka tidak akan mampu menyelamatkan diri jika perlawanan terus berlanjut dalam invasi militer ini.
Upaya merebut Pokrovsk, yang dijuluki sebagai "gerbang ke Donetsk", telah dilakukan oleh militer Rusia sejak tahun 2024 lalu. Operasi ini merupakan bagian dari strategi besar Moskow untuk menguasai seluruh kawasan Donbas. Saat ini, sekitar 10 persen dari wilayah Donbas, atau setara dengan 5.000 kilometer persegi, masih berada di bawah kendali pasukan Ukraina.
Berbeda dengan serangan frontal yang biasa terjadi, pasukan Rusia dilaporkan menerapkan taktik "pincer movement" atau gerakan penjepit untuk mengepung pasukan Kyiv di Pokrovsk dan Kupiansk. Taktik militer ini melibatkan serangan secara simultan dari dua sisi yang berbeda terhadap posisi musuh, dengan tujuan utama untuk mengurung dan mengisolasi mereka.
Selain gerakan penjepit, Rusia juga mengerahkan unit-unit kecil yang sangat mobile dan drone untuk mengganggu logistik pasukan Ukraina serta menciptakan kekacauan di belakang garis pertahanan. Kombinasi taktik ini menciptakan apa yang disebut para analis militer sebagai "zona abu-abu ambiguitas", di mana tidak ada pihak yang memiliki kendali penuh, namun situasi ini dinilai sangat menyulitkan bagi Ukraina untuk mempertahankan posisinya.
Peta medan perang terbaru menunjukkan bahwa pasukan Rusia hanya berjarak beberapa kilometer dari mencapai pengepungan penuh atas kota Pokrovsk, yang oleh Moskow disebut sebagai Krasnoarmeysk. Kondisi ini semakin memperjelas intensitas tekanan militer Rusia di front timur Ukraina.
Artikel Terkait
Wahyu Gunawan Minta Vonis Ringan, Ungkap Penyesalan di Sidang Suap Minyak Goreng
Program Pelatihan Kerja Luar Negeri Rp12 Triliun: DPR Dukung Lulusan SMA/SMK
Kolaborasi Kemensos, ITB, dan BRIN Bangun Ekosistem Literasi di Tana Toraja
Transformasi Layanan Kapal Pelni: Kisah Tuti dan Perjalanan 4 Hari dengan Rp 700 Ribu