Pengungsi Afganistan sebagai Alat Tawar?
Di sisi lain, aktivis Afganistan, Aziz Gull, menilai bahwa para migran ini dijadikan alat tawar dalam konflik antara Islamabad dan Taliban. "Mengapa mereka yang damai dan tanpa tempat tinggal dianggap ancaman?" tanyanya. Gull menegaskan bahwa warga Afganistan seharusnya tidak menjadi pion dalam ketegangan politik kedua pemerintah.
Kondisi Memprihatinkan: Mengungsi ke Taman Umum
Zahra Mosavi, seorang aktivis yang kini bersembunyi, mengungkapkan praktik pemilik rumah yang mulai memutus pasokan listrik dan gas, serta mengusir penyewa Afganistan tanpa mengembalikan uang jaminan. Ia memperingatkan bahwa beberapa keluarga kini terpaksa mencari perlindungan di taman-taman umum, dengan kondisi yang kian memburuk seiring turunnya suhu udara.
Sejarah Panjang Pengungsian dari Afganistan
Pakistan memiliki sejarah panjang menampung pengungsi Afganistan, dimulai dari era invasi Uni Soviet, perang saudara 1990-an, invasi pimpinan AS, hingga jatuhnya Kabul ke tangan Taliban pada 2021. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Pakistan bertekad mengurangi jumlah warga Afganistan di wilayahnya.
Data dan Peringatan dari UNHCR
Menurut data UNHCR, lebih dari 1,5 juta warga Afganistan telah meninggalkan Pakistan sejak awal kampanye 2023 hingga pertengahan 2025. Badan PBB tersebut memperkirakan sekitar tiga juta warga Afganistan masih tinggal di Pakistan, dengan 1,4 juta di antaranya memiliki dokumen resmi.
Juru Bicara UNHCR di Pakistan, Qaiser Khan Afridi, menyatakan apresiasi atas keramahan Pakistan selama lebih dari 45 tahun, namun juga menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap situasi sulit yang kini dihadapi warga Afganistan di negara tersebut.
Artikel Terkait
Singapura Berlakukan Hukuman Cambuk WAJIB untuk Scammer, Rugikan Negara Rp 46,8 Triliun
PP Polri Daerah Metro Jaya Anjangsana ke Istri Irjen (P) MB Hutagalung Sambut Hari Pahlawan
Gubernur Riau Abdul Wahid Ditahan KPK, Tersangka Pemerasan Rp 7 Miliar
DPR Ancam Tunda Dana BNPB Gara-gara Kepala BNPB Bolos Rapat Bahas Cuaca Ekstrem