ICC Selidiki Dugaan Kejahatan Perang di El-Fasher, Sudan: Kekejaman RSF dan Nasib Warga Sipil
Konflik Sudan memasuki babak baru yang mencemaskan setelah pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) berhasil merebut kendali atas kota El-Fasher, benteng terakhir pasukan pemerintah di wilayah Darfur. Menanggapi situasi ini, Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) secara resmi menyatakan telah memulai penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang yang menimpa warga sipil.
ICC Ambil Langkah Konkret Selidiki Kejahatan di El-Fasher
Kantor Kejaksaan ICC (Office of the Prosecutor/OTP) pada Senin (3/11) menyampaikan pernyataan resmi yang mengungkapkan keprihatinan mendalam atas laporan-laporan yang datang dari El-Fasher. Laporan-laporan tersebut menyebutkan terjadinya pembunuhan massal, pemerkosaan, dan berbagai kejahatan lainnya yang diduga dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat konflik.
Sebagai bagian dari penyelidikan aktif, OTP menyatakan akan segera mengambil langkah-langkah untuk mengumpulkan dan mengamankan bukti-bukti terkait kejahatan yang terjadi di El-Fasher. Bukti-bukti ini nantinya akan digunakan untuk proses penuntutan di masa depan, menandai komitmen ICC untuk menegakkan keadilan di tengah konflik Sudan yang berkepanjangan.
Pola Kekerasan Sistemik di Darfur
ICC menegaskan bahwa kekejaman yang terjadi di El-Fasher bukanlah insiden yang terisolasi. Kekerasan ini merupakan bagian dari pola yang lebih luas yang telah melanda seluruh wilayah Darfur sejak konflik kembali memanas pada April 2023. Menurut pernyataan resmi ICC, tindakan-tindakan seperti ini, jika terbukti, dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan Statuta Roma.
Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 65.000 orang telah mengungsi dari El-Fasher, dengan sekitar 5.000 orang mencari perlindungan di kota terdekat, Tawila. Namun, puluhan ribu warga sipil lainnya masih terjebak di daerah konflik, dengan nasib yang tidak diketahui setelah melarikan diri. Sebelum serangan terakhir, populasi El-Fasher diperkirakan mencapai 260.000 jiwa.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
BPJS Ketenagakerjaan Luncurkan Program 10.000 Hunia Pekerja, Dimulai dari Pasar Minggu
Krisis Diplomatik Peru-Meksiko: Alasan Pemutusan Hubungan dan Peran Betssy Chavez
Kapolri Listyo Sigit Pastikan Pengamanan Pemakaman PB XIII di Keraton Solo
Rumah Hakim Khamazaro PN Medan Terbakar Sebelum Tuntutan Kasus Korupsi, Ini Faktanya