Opsi Kebijakan Presiden Prabowo Subianto
Meski demikian, Said menyebut terdapat kemungkinan lain jika Presiden Prabowo Subianto mengambil kebijakan berbeda. Jika utang Whoosh kemudian dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), maka yang bertanggung jawab membayar utang tersebut adalah KCIC, bukan Danantara.
Dukungan untuk Pengembangan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Di sisi lain, Said Abdullah mendorong agar rencana pengembangan proyek kereta cepat rute Jakarta-Surabaya tetap dilanjutkan. Dia menilai proyek lanjutan ini sangat strategis dan memiliki visibilitas yang lebih baik dibandingkan hanya berhenti di Bandung. Rekomendasi Banggar sejak 2017 pun mendukung pengembangan hingga Surabaya. Meski mendukung kelanjutan proyek, Said tetap meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melanjutkan proses penyelidikan dan penyidikan terkait proyek ini secara transparan.
Pernyataan Tanggung Jawab Presiden Prabowo
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah meminta publik untuk tidak meributkan urusan kereta cepat Whoosh. Prabowo menegaskan bahwa dirinya telah mempelajari permasalahannya dan bersedia untuk bertanggung jawab penuh atas segala hal terkait Whoosh. Dia juga menekankan bahwa dalam layanan publik, pemerintah tidak semata-mata menghitung untung rugi, sebuah prinsip yang juga berlaku di berbagai negara.
Artikel Terkait
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hanyut di Sungai Singorojo Kendal: 3 Tewas, 3 Hilang
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid: 10 Orang Diamankan, Termasuk Kadis PUPR
Gubernur Riau Abdul Wahid Terjaring OTT KPK, Modus Jatah Preman dan Bukti Uang Rp 1,6 M Terungkap
Omid Sarlak Tewas Usai Bakar Foto Khamenei, Bunuh Diri atau Pembunuhan?