Fungsinya jelas: dapur-dapur ini jadi pusat penyediaan makanan siap santap. Tidak hanya untuk warga yang rumahnya hancur, tapi juga untuk relawan dan petugas gabungan yang bekerja tanpa henti di lokasi. Bayangkan saja, di tengah keprihatinan, setidaknya urusan perut bisa tetap terjamin.
Menurut Kapolri, peran dapur lapangan ini krusial. Tujuannya menjaga ketahanan fisik dan kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan ibu hamil. Di situasi seperti ini, makanan bergizi bukan sekadar pengganjal lapar, melainkan penopang daya tahan tubuh.
Namun begitu, operasi dapur lapangan bukan satu-satunya upaya. Polri juga mendirikan posko kesehatan dan mengerahkan personelnya untuk mempercepat pemulihan sosial. Semua digerakkan agar kehidupan di daerah bencana bisa berangsur normal.
Sigit menegaskan bahwa kesiapan ini tidak kaku. Polri akan terus mengevaluasi dan menyesuaikan jumlah dapur lapangan, bergantung pada kebutuhan riil dan perkembangan situasi di lapangan. Intinya, respons mereka akan mengalir sesuai kondisi.
Artikel Terkait
Maxim Cetak Sejarah: Dari Transportasi Online ke Pendorong Ekonomi Inklusif
Sayap Pesawat Bekas Terbang Diterbangkan Puting Beliung, Hantam Rumah Warga Bogor
Seribu Lebih Praja IPDN Dikerahkan untuk Pulihkan Pemerintahan Desa di Aceh
Telkomsel dan Asar Humanity Hadirkan Air Bersih dan Dapur Umum untuk Korban Bencana Aceh Tamiang