Dari situ saja, Setyawan merasa bisa menilai integritas seorang hakim. Alasannya sederhana: penghasilan resmi seorang hakim, meski terbilang besar, sebenarnya tak cukup untuk gaya hidup yang berlebihan.
"Bagi kami itu sudah bagian bisa melihat integritas di situ. Jadi karena nggak mungkin ya meskipun tunjangan hakim itu cukup besar tapi tidak, tidak akan menjadikan hakim itu kaya,"
tuturnya lagi.
Pernyataannya ini tentu menyisakan tanda tanya. Di satu sisi, hakim juga manusia yang punya kebutuhan. Namun begitu, ketika kemewahan yang ditampilkan jauh melampaui hitungan logis, wajar saja jika publik dan institusi seperti KY mulai bertanya-tanya. Dari mana semuanya berasal?
Artikel Terkait
Modus Gas Oplosan: Untung Ratusan Ribu dari Tabung Bersubsidi
Banjir Bandang Sumut: Saat Alam Mengingatkan Kembali Kearifan Tano Ni Ompung
Jakarta Lumpuh: Kemacetan Ekstrem Menjelang Libur Panjang Natal 2026
SBY Soroti Penanganan Bencana Sumatera: Tak Ada yang Instan, Prabowo Sudah Tunjukkan Atensi