Korps Lalu Lintas Polri bergerak cepat. Begitu kabar kecelakaan bus di Tol Simpang Susun Krapyak, Semarang, tersiar, tim khusus langsung disiagakan. Kecelakaan maut yang menewaskan 16 orang itu jelas memerlukan penanganan serius, dan Korlantas tak mau banyak waktu terbuang.
Kakorlantas, Irjen Agus Suryonugroho, menegaskan bahwa investigasi tak bisa hanya mengandalkan dugaan. Butuh pembuktian yang ilmiah.
"Kami terjunkan tim asistensi dari Korlantas untuk memastikan proses investigasi dilakukan secara mendalam," ujarnya, Selasa (23/12/2025).
"Tim TAA, Traffic Accident Analysis, sudah diturunkan. Tujuannya satu: mencari penyebab pasti lewat pendekatan saintifik."
Di sisi lain, rasa duka tak bisa dipisahkan. Agus menyampaikan belasungkawa yang mendalam untuk keluarga korban. Dia berharap mereka yang meninggal diterima di sisi Tuhan, dan bagi yang ditinggalkan diberi kekuatan.
Lalu, apa bedanya dengan penyelidikan biasa? Metode yang dipakai kali ini jauh dari konvensional. Tim TAA membawa perangkat digital canggih untuk memotret TKP secara presisi. AKBP Halim Rasyid dari Kasimitra Subditlaka Ditgakkum Korlantas menjelaskan, langkah ini penting untuk objektivitas dan pertanggungjawaban hukum nantinya.
"Kami bawa beberapa alat, seperti drone dan scanner nirawak," kata Halim di Semarang.
Artikel Terkait
KAI Commuter Siapkan Kereta Terakhir ke Bogor Pukul 01.25 di Malam Tahun Baru
DKI Tegaskan Aturan Zona Putih: Atribut Parpol Dilarang di 11 Titik Strategis
Geliat Industri Game Lokal Meriahkan Jakarta Esport New Height
Bus Rombongan Kru KRI Soeharso Tabrakan dengan Truk di Tol Belmera, Belasan Terseret Cedera