Tahun Baru 2026 di Jakarta: Sederhana, Penuh Doa, dan Tetap Menyala

- Kamis, 18 Desember 2025 | 17:35 WIB
Tahun Baru 2026 di Jakarta: Sederhana, Penuh Doa, dan Tetap Menyala

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, baru-baru ini mengumumkan bahwa perayaan tahun baru 2026 di Ibu Kota akan dihelat dengan cara yang sederhana. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan suasana duka yang masih menyelimuti negeri pascabencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Kamis (18/12/2025), Pramono menjelaskan alasannya. Menurutnya, pihaknya telah mencermati situasi nasional, terutama kondisi para korban di tiga provinsi yang terdampak itu.

“Jadi di Jakarta tentunya kami melihat, mempelajari, dan juga hal yang berkaitan dengan bagaimana terjadi di Aceh, di Sumatera Barat maupun Sumatera Utara,” ujar Pramono.

Dia lantas menegaskan bahwa bantuan dari Pemprov DKI hingga detik ini masih terus mengalir ke daerah-daerah yang terkena musibah. Hanya saja, Pramono mengaku tak terlalu gencar mempublikasikannya.

“Seperti yang saya sampaikan berulang kali, sebenarnya Jakarta sampai dengan hari ini masih terus memberikan bantuan. Hanya memang saya, seperti saya sampaikan, saya bukan orang yang kemudian apa yang kami lakukan itu dipublikasikan,” tuturnya.
“Tetapi secara terus-menerus kami tetap melakukan itu. Untuk daerah yang dampaknya parah, kami tangani secara khusus. Bantuan kami kirim langsung ke kota atau kabupaten yang bersangkutan,” sambungnya.

Lalu, bagaimana dengan pesta tahun baru? Pramono memastikan acara tetap akan ada. Alasannya, Jakarta adalah kota global dan Ibu Kota negara yang selalu menjadi sorotan dunia. Di tengah kesederhanaan, dia ingin ada secercah optimisme yang terpancar.

“Sampai hari ini saya belum memutuskan untuk itu (perayaan dengan panggung). Tapi apa pun, Jakarta ini kan Ibu Kota Negara, dan sekaligus Kota Global. Momen tahun baru di seluruh dunia pasti akan dibanding-bandingkan,” kata Pramono.
“Makanya, walaupun nanti dalam kesederhanaan pasti sederhana saya ingin Jakarta di mata dunia, dalam kondisi berduka sekalipun, tetap menjadi potret optimisme menyambut 2026. Itu penting,” lanjutnya.

Jadi, seperti apa wujud perayaannya? Kemungkinan besar, akan lebih banyak nuansa doa bersama. Kemeriahan dan kemewahan jelas dikurangi.

“Yang jelas, Jakarta tidak akan dalam kemeriahan atau kemewahan. Mungkin saya akan lebih menekankan pada doa dan hal-hal semacam itu. Tapi penyambutan tahun baru harus tetap ada. Ini kan Jakarta, Ibu Kota Negara. Dunia akan melihat apa yang kita lakukan,” imbuh Gubernur.

Komentar