Wilayah kerjanya mencakup 12 kabupaten/kota yang terdampak. Untuk daerah terpencil seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues, bantuan bahkan masih didistribusikan lewat udara atau 'AirDrop'. "Bahkan saya perintahkan Dandim Aceh Utara, akan membawa secara estafet sampai ke kilometer 42," jelasnya.
Di sisi lain, Danrem ini juga menyoroti insiden lain yang justru benar-benar terjadi: pembegalan kapal pengangkut bantuan di laut beberapa hari lalu. Ia geram dengan aksi itu. "Jadi biar jelas siapa yang mengambil, dan fitnah itu. Kejadian berapa hari kemarin, padahal turut membawa bantuan dengan kapal ada TNI, tetapi dia masih berani, dengan mengatasnamakan seseorang, terus ambil. Itu tidak boleh," katanya tegas.
Ali Imran menguraikan, bantuan-bantuan itu bukan milik pribadi. Semuanya berasal dari pemerintah pusat, Kementan, Bapanas, hingga relawan dan donatur dari Jakarta dan daerah lain. Karena itu, ia menghimbau masyarakat, khususnya korban, untuk tidak gampang terprovokasi isu-isu yang menyesatkan.
"Kita minta kepada masyarakat untuk mengerti dan bersabar, kita sedang mengalami bencana dan berupaya agar cepat pemulihan," pintanya.
Ia menutup dengan pesan yang bernuansa religius. "Apalagi kita orang Aceh, mayoritas agama Islam, memfitnah orang lain itu dosa. Keinginan kita bersama, penyaluran bantuan tepat sasaran langsung kepada korban," demikian Kolonel Ali Imran menandaskan.
Artikel Terkait
Prabowo Tegaskan Bencana Sumatera Masih Terkendali, Darurat Nasional Belum Diperlukan
CEO Danone Blusukan ke Tapteng, Tinjau Langsung Dampak Banjir dan Longsor
Tragis di Duren Sawit: Wanita Tewas Terpental, Minibus Kabur Usai Tabrak Korban
Sidang Delpedro Cs. Dimulai, Tuduhan Penghasutan Mengawali Proses Hukum