Di sisi lain, Kamboja juga tak kalah sibuk. Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan mereka, Maly Socheata, angka pengungsian di wilayahnya juga terus membengkak.
"Hingga Selasa malam, kami telah mengevakuasi 101.229 warga. Mereka kami tempatkan di penampungan aman atau rumah kerabat di lima provinsi," jelas Socheata.
Konflik bersenjata ini, sayangnya, bukan hal baru. Akarnya ternyata jauh, berawal dari sengketa tapal batas sepanjang 800 kilometer yang warisannya masih bermasalah sejak era kolonial. Perselisihan soal garis demarkasi itu kemudian merembet ke klaim atas kuil-kuil kuno, dan akhirnya memicu ketegangan yang berujung tembak-menembak. Kedua negara tetangga di Asia Tenggara ini seolah terjebak dalam lingkaran sejarah yang sama, berulang kali memakan korban dari rakyat biasa yang paling menderita.
Artikel Terkait
PBNU Usai Rapat Pleno, Soroti Konsolidasi dan Tata Kelola Organisasi
Iran dan Rusia: Solidaritas atau Sandiwara di Balik Uranium yang Hilang?
Tragedi di Asrama Kentucky State: Satu Tewas, Pelaku Bukan Mahasiswa
Mencekam, Siswi SMP di Medan Diduga Tewaskan Ibu Kandung Sendiri