Senin lalu, suasana di Stadion Gelora Bandung Lautan Api tak seperti hari biasa. Bukan sorak-sorai suporter yang memenuhi tribun, melainkan diskusi serius tentang nasib fasilitas olahraga negeri ini. Di sana, Wakil Menteri Dalam Negeri Akhmad Wiyagus dengan tegas menyuarakan keprihatinannya. Baginya, banyak stadion kita kondisinya memprihatinkan terbengkalai dan tak terurus.
"Banyak juga ya sarana olahraga yang idle gitu, tidak terurus, tidak terawat ya," ujar Wiyagus.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam sebuah Focus Group Discussion yang digelar di Bandung. Penyebabnya klasik: biaya perawatan yang selangit. Tapi Wiyagus tak cuma mengeluh. Ia mendorong sebuah perubahan mendasar. Kolaborasi antara pemerintah daerah, klub olahraga, dan kementerian terkait dinilainya kunci untuk menata ulang pengelolaan stadion.
Menurutnya, skema yang baru harus bisa membuat stadion produktif. Bukan sekadar jadi bangunan megah yang mati suri di luar event besar. Ia membayangkan sebuah pusat aktivitas yang hidup; tempat olahraga bersanding dengan denyut ekonomi kreatif dan UMKM. Dengan begitu, kontribusinya untuk Pendapatan Asli Daerah pun bisa nyata.
“Tentunya ini strategis ya,” tambahnya, menekankan pentingnya sinergi yang ia saksikan antara Pemkot Bandung dan klub Persib. “Kolaborasi dalam membangun tata kelola industri olahraga yang profesional, produktif dan berdaya saing.”
Artikel Terkait
Pengadilan Beijing Paksa Malaysia Airlines Bayar Rp 54,6 Miliar ke Keluarga Korban MH370
Hasto Kristiyanto Soroti Krisis Moral di Balik Maraknya Korupsi
Skor Integritas 2025 Tembus 72, tapi KPK: Masih Rentan
Hun Sen: Kesabaran Kami Habis, Serang Semua Titik!