begitu bunyi pernyataan militer Thailand di hari yang sama.
Namun begitu, cerita dari Phnom Penh sama sekali berbeda. Kementerian Pertahanan Kamboja menyebut serangan fajar Thailand itu datang setelah rangkaian provokasi. Yang menarik, mereka mengklaim pasukan Kamboja menahan diri untuk tidak membalas serangan udara tersebut.
Di sisi lain, militer Thailand punya tuduhan lain. Mereka melaporkan bahwa pasukan Kamboja sebelumnya telah menembakkan roket BM-21 ke arah permukiman sipil di Thailand. Kabar baiknya, serangan roket itu menurut Bangkok tidak menimbulkan korban jiwa di kalangan warga. Situasinya rumit, saling klaim, dan yang paling menderita mungkin justru warga biasa yang tinggal di sekitar perbatasan yang tak pernah benar-benar damai itu.
Artikel Terkait
Malam Panjang di Atas Atap: Kisah Warga Tualang Bertarung dengan Banjir Tamiang
Lestari Moerdijat Desak Aksi Cepat Atasi Lonjakan Kekerasan di Sekolah
Kemensos Pacu Distribusi Logistik dan Dapur Umum di Tengah Pemulihan Pascabencana
Pejabat Tinggi SKK Migas Tewas Usai Tabrak Bus TransJakarta di Sudirman