Lantas, dari mana kota ini mendapatkan kemampuan untuk berbagi sebesar itu? Agung menjelaskan, ini berkat membaiknya fundamental keuangan daerah. Pekanbaru, yang dulu sempat defisit, kini perlahan menapak menuju kondisi surplus. "Alhamdulillah," ungkapnya, "dengan kondisi yang semakin baik, hari ini kita bisa berbagi."
Nah, ini menarik. Aksi ini seperti mempertegas identitas Pekanbaru Green City di dimensi yang lebih luas. Bukan cuma soal pembangunan fisik atau penghijauan lingkungan semata, tapi juga tentang membangun jiwa sosial yang solid. Sebagai ibu kota Provinsi Riau, langkah ini menunjukkan kesiapan untuk hadir dan membantu ketika wilayah lain di Sumatra sedang mengalami kesulitan.
Di sisi lain, momen berbagi ini terjadi dalam suasana yang kontras di balik kemeriahan pesta pernikahan massal. Justru di situlah pesannya terasa kuat: di tengah kebahagiaan sendiri, masih ada ruang untuk peduli pada nestapa orang lain.
Artikel Terkait
Kader NU di Luar Negeri Soroti Dinamika Internal, Desak Kembali ke Khittah
Nadiem Makarim Diperkarakan di Pengadilan Tipikor Kasus Chromebook
Bendera Burak Singa dan Klaim Perintah di Balik Penyerobotan Kapal Bantuan
Delapan Kali Beruntun, Pupuk Kaltim Pertahankan Mahkota Perusahaan Paling Dipercaya