Gunung Semeru kembali menunjukkan amarahnya. Beberapa hari lalu, erupsi dahsyat mengguncang kawasan Lumajang, Jawa Timur, meninggalkan jejak kerusakan yang memilukan. Menurut laporan terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tiga orang harus dilarikan dengan luka berat. Mereka kini berjuang menjalani perawatan intensif di RSUD Dr. Haryoto Lumajang.
Kerugian material pun tak kalah parah. Abdul Muhari, sang Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, membeberkan datanya. "Selain lahan pertanian seluas 204,63 hektare rusak, ada rumah rusak berat 21 unit," ujarnya, Senin (24/11/2025).
Tak cuma itu, fasilitas pendidikan, kesehatan, dan bahkan gardu PLN juga ikut menjadi korban. Masing-masing satu unit rusak berat diterjang muntahan material vulkanik.
Dampak terparah dirasakan oleh tiga desa. Material panas dan abu vulkanik menyapu Desa Supiturang, Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro. Pemandangannya mirip seperti di film-film bencana, tapi ini nyata.
Hingga hari Minggu (23/11), tercatat 528 warga dari ketiga desa itu terpaksa mengungsi. Mereka tersebar di dua lokasi: SMP Negeri 02 Pronojiwo menampung 307 jiwa, sementara SDN 04 Supiturang menjadi tempat berlindung bagi 221 jiwa lainnya.
Meski tinggal di pengungsian, semangat hidup mereka tak padam. "Mereka tetap beraktivitas, seperti membersihkan rumah mereka yang terdampak abu vulkanik maupun tetap bekerja," tutur Abdul. Sebuah potret ketangguhan di tengah musibah.
Artikel Terkait
Polisi dan Warga Sipil Diganjar Penghargaan Usai Gagalkan Peredaran 19 Kg Sabu di Perairan Indragiri Hilir
Pujian dari Madinah: Pengelola Masjid Nabawi Apresiasi Kedisiplinan Jemaah Indonesia
Hari Guru Nasional 2025: Sekolah Tetap Beraktivitas, Tak Ada Libur
Semeru Muntahkan 44 Kali Letusan dalam 6 Jam, Status Awas Tetap Berlaku