"Paku itu ada paku baja, dan paku seng, yang ada payungnya, seperti itu, yang ada berserak di dalam masjid," tambah Henik.
Nah, untuk sumber tenaga, pelaku menggunakan empat baterai plus alat pemicu. Tapi ada yang menarik: remote untuk mengendalikan ledakan itu sendiri tidak ditemukan di dalam masjid. Sepertinya dia membawanya pergi.
Henik kemudian melengkapi penjelasannya, "Kemudian casing-nya itu jeriken plastik 1 liter, dan kemudian shrapnel-nya paku."
Jadi, bisa dibayangkan betapa berbahayanya alat yang disusun ABH ini. Semuanya dirancang untuk efek maksimal, meski akhirnya bisa diungkap polisi.
Artikel Terkait
Pemilih Jawa di Persimpangan: Budaya Tradisional Bertarung dengan Politik Digital
Mantan Sopir Hakim Tuntaskan Dendam, Bakar Rumah Majikan Hanya dalam 15 Menit
Para Pakar Dukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis, Soroti Keamanan Pangan
Truk Gagal Rem, Terjun dan Hancurkan Tempat Cuci Steam di Bogor