"Ini bagian penting, apalagi talenta muda datang dengan passion yang sangat berarti dan dapat membentuk simfoni orkestra mereka sendiri," tutur Menbud. "Ini harus menjadi kerja kolaboratif dan sinergis, terutama bersama anak-anak muda."
Di sisi lain, Addie M.S. sebagai pimpinan orkestra mengungkapkan filosofi dibalik berdirinya LMO. Orkestra ini ternyata dibangun atas dasar misi yang lebih dalam sekadar bermusik.
"Orkestra ini bukan hanya tentang musik," jelas Addie dengan mata berbinar. "Ini tentang membangun ruang penerimaan, empati, dan kebersamaan yang berdampak nyata bagi banyak orang."
Diketahui, Light Ministry Orchestra merupakan buah pemikiran tiga anak muda berbakat: Edmund Lucius, Celine Handoko, dan Maddison Kurniawan. Bagi mereka, LMO lebih dari sekadar wadah bermusik biasa. Ini adalah ruang pembentukan karakter, pemberdayaan generasi muda, dan sarana kontribusi bagi kebudayaan Indonesia. Melalui latihan dan kebersamaan yang inklusif, mereka belajar disiplin, tanggung jawab, serta nilai-nilai kemanusiaan.
Konser bertajuk 'Rise Through Rhythm' ini berlangsung sekitar tiga puluh menit. Dipimpin langsung oleh Addie M.S. sebagai konduktor, penampilan dibuka dengan Indonesia Raya yang khidmat, kemudian berlanjut ke berbagai karya klasik seperti La Nozze di Figaro, Fruhlingsstimmen, hingga tema film Pirates of the Caribbean yang penuh semangat.
Hadir mendampingi Menteri Fadli Zon, tampak sejumlah pejabat tinggi kementerian. Di antaranya Sekretaris Jenderal Bambang Wibawarta, Direktur Jenderal Diplomasi Promosi dan Kerja Sama Kebudayaan Endah T.D. Retnoastuti, serta sejumlah pejabat eselon lainnya yang turut menyaksikan langsung penampilan spektakuler para musisi muda ini.
Artikel Terkait
Bogor, Kota yang Menyemai Benih Sejarah Konferensi Asia Afrika
Gibran Terbang ke Afrika Selatan, Gantikan Prabowo di Forum G20
Bus Gajayana Resmi Beroperasi, Gratis Seminggu Penuh untuk Warga Malang
Restoran Mewah dan Vila Terbongkar dalam OTT Pejabat Pajak