“Kalau mereka mau lihat bisa mungkin dari TV. Dan kalau saya mau periksa saya akan masuk ke ruang kelas saja,” lanjutnya. Meski begitu, dia sedikit berkelakar, “Saya paham dan memang kalau memang tidak terlalu panas atau tidak terlalu lama mereka menunggu saya juga tidak ada masalah.”
Namun begitu, intruksinya sudah jelas. Arahan ini tak main-main. Melalui Seskab Teddy Indra Wijaya, surat resmi akan segera dikirimkan ke kepala daerah di seluruh Indonesia. Pesannya satu: hentikan pengerahan siswa untuk menyambut presiden.
Langkah ini bisa dibilang cukup berbeda. Di sisi lain, ini juga menghemat waktu dan tenaga—baik bagi siswa, guru, maupun pemerintah daerah. Sebuah perubahan kecil yang barangkali punya dampak besar bagi rutinitas protokoler yang selama ini dianggap biasa saja.
Artikel Terkait
Puluhan Ribu Pelajar Torehkan Surat Tangan di Tengah Gempuran Era Digital
Pertemuan Oval yang Panas: Trump dan Mamdani Akhirnya Berhadapan
Bacokan Malam di Koja, Pelaku Diringkus Saat Asyik Nongkrong
Polisi Serang Ubah Sampah Jadi Berkah Lewat Bank Sampah Bhayangkara