Perjalanan Hidup Menteri Yandri Susanto: Dari Desa Tertinggal ke Puncak Karier
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto berbagi cerita inspiratif tentang masa kecilnya yang penuh tantangan di Bengkulu. Dalam sebuah acara konsolidasi pemberdayaan masyarakat, ia mengungkapkan pengalaman hidup tanpa akses listrik dan fasilitas dasar selama bertahun-tahun.
Masa Kecil di Tengah Keterbatasan
Yandri Susanto menceritakan bahwa kampung halamannya terletak sekitar 150 kilometer dari Seluma, Bengkulu. Desa tersebut termasuk dalam kategori desa tertinggal dengan berbagai keterbatasan infrastruktur.
"Desa saya adalah desa tertinggal, tidak ada listriknya, tidak ada jembatannya dulu. Sampai tamat kuliah, di rumah orang tua saya tidak punya listrik," ujar Yandri dalam sambutannya pada acara 'Konsolidasi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Gotong Royong Membangun Desa'.
Perjuangan Menempuh Pendidikan
Perjalanan pendidikan Yandri penuh dengan rintangan. Saat menempuh pendidikan SMP, ia harus menyeberangi sungai setiap hari untuk sampai ke sekolah, yang seringkali berisiko membuatnya hanyut terbawa arus.
Memasuki jenjang SMA, ia bekerja sebagai marbot atau penjaga masjid untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pengalaman ini membentuk karakter dan mental pantang menyerah dalam dirinya.
Artikel Terkait
Deklarasi Gotong Royong & Desa Bersinar di Bengkulu: Sinergi Membangun Desa Bebas Narkoba
Perayaan Natal Nasional 2025: Solidaritas untuk Palestina Didukung Prabowo
Insiden Pembacokan Purwakarta: Kronologi & Kondisi 13 Korban ODGJ
Longsor di Banjarnegara Tewaskan 1 Jiwa, 2 Terjebak & 20 Rumah Rusak