- Memperkuat kebijakan untuk melindungi hak budaya dan memberdayakan masyarakat
- Memperluas ekonomi baru bagi pemuda dan komunitas marginal melalui pendekatan kreatif
- Membangun kemitraan yang berperan menjaga dan melestarikan kebudayaan
Pendidikan dan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Johanis Asadoma, menegaskan pentingnya peran pendidikan dalam meneruskan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Melalui kurikulum muatan lokal, anak-anak di NTT tidak hanya mempelajari budaya di kelas, tetapi juga melakukan praktik secara langsung dengan pengrajin dan maestro lokal.
Program 'One Village, One Product' menjadi contoh nyata bagaimana desa-desa di NTT mengembangkan produk unggulan berbasis tradisi, mulai dari tenun ikat, madu, kopi, garam, hingga rumput laut. Inisiatif ini menunjukkan potensi ekonomi hijau dan kreatif yang berlandaskan kearifan lokal.
Ekosistem Industri Kreatif dan Budaya
Secretary General Asia Pacific Crafts Alliance, Joseph Lo, menegaskan bahwa industri budaya dan kreatif (Cultural and Creative Industries/CCI) memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan sekaligus menjaga identitas budaya. Keberlanjutan sektor ini bergantung pada empat elemen utama:
- Modal budaya (pengetahuan, keterampilan, dan warisan lokal)
- Pendorong budaya
- Industri kreatif sebagai produsen
- Rekapitalisasi
"Dengan memetakan keterkaitan antara pelaku, sektor, dan potensi daerah, dapat dibangun ekosistem CCI yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan," kata Joseph.
Inovasi Berbasis Tradisi dari Yogyakarta
Praktisi dan Perintis Bhumi Bhuvana Jogja, Bukhi Prima Putri, membagikan pengalaman komunitasnya dalam menerapkan gaya hidup yang berpihak pada budaya, lingkungan, dan alam. Inisiatif 'Boja - The Magic Table' berfokus pada tradisi makan melalui berbagai aktivitas, mulai dari pengarsipan resep makanan hingga menstimulasi pancaindra pengunjung.
"Kami telah mengumpulkan 10.000 resep dari berbagai manuskrip sebagai bagian dari upaya membangun masyarakat yang peduli terhadap kedaulatan pangan," tutur Bukhi.
Melalui forum IPACS, para pemimpin, budayawan, dan praktisi dari kawasan Pasifik sepakat bahwa budaya merupakan fondasi utama bagi masa depan yang berkelanjutan. Budaya bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga kekuatan transformatif untuk menata masa depan ekonomi, lingkungan, dan kemanusiaan secara kolektif.
Artikel Terkait
Israel Akui Somaliland, Dua Puluh Lebih Negara Menolak
Riau Sita Narkoba Senilai Rp 893 Miliar, Selamatkan 4,5 Juta Jiwa
Hujan Lebat Tak Surutkan Semangat Polres Kuansing Layani Pemudik
Kapolda Riau Soroti Penurunan Kejahatan dan Sinergi Pentahelix di Akhir 2025