Memahami Bullying dalam Perspektif Islam dan Solusi Teologi Transformatif
Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, perbedaan merupakan suatu hal yang wajar. Bahkan, Allah menciptakan dunia dengan beragam perbedaan agar manusia dapat saling mengenal, sebagaimana tertuang dalam QS. Al-Hujurat ayat 13.
Namun, realitas sosial seringkali menunjukkan ketidakseimbangan, terutama dalam kasus perundungan atau bullying. Tindakan seperti mengejek, merendahkan, menghina, hingga kekerasan fisik masih banyak ditemui di berbagai lingkungan, termasuk sekolah.
Fenomena Bullying di Era Modern
Di era sekarang, bullying telah menjadi fenomena yang semakin mengkhawatirkan, terutama di lingkungan sekolah. Dampak psikologis dari perundungan sangat besar, bahkan dapat memicu trauma berkepanjangan hingga tindakan ekstrem. Beberapa kasus menunjukkan bagaimana korban bullying mengalami tekanan mental yang berat, sehingga penting untuk memahami akar permasalahan ini.
Bullying dalam Perspektif Al-Qur'an
Sebenarnya, kasus perundungan bukanlah hal baru dalam sejarah. Bahkan, dalam Islam, bullying telah dijelaskan melalui beberapa istilah dalam Al-Qur'an. Misalnya, dalam QS. Al-Baqarah ayat 14, Allah menyebutkan tindakan mengolok-olok sebagai bentuk bullying. Selain itu, dalam QS. Hud ayat 38, Nabi Nuh juga mengalami ejekan dan rendahan dari kaumnya. QS. Al-Hujurat ayat 11 juga melarang umat Muslim untuk saling mencela dan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Artikel Terkait
Viral Video Gus Ellham Cium Anak Saat Dakwah: Minta Maaf, Respons PBNU & Kemenag
RKUHAP Disahkan: 8 Perubahan Penting dari Rehabilitasi Disabilitas hingga Restorative Justice
Operasi Militer Israel di Rafah Tewaskan 3 Milisan Palestina: Fakta Terbaru
Tragedi Stadion El Wak Ghana: 6 Tewas dalam Rekrutmen Militer, Bagaimana Kronologinya?