Topan Kalmaegi menghantam wilayah Cebu, Filipina, pada Selasa (4/11) malam, membawa hujan deras dan banjir bandang yang menghancurkan rumah-rumah warga di bantaran sungai.
Kondisi di Provinsi Cebu kini mulai pulih, dengan permukaan air yang sudah berangsur surut. Para warga terlihat mulai melakukan pembersihan tempat tinggal dan perabotan mereka dari sisa-sisa bencana.
Berdasarkan data dari lembaga database bencana alam E-DAT, Topan Kalmaegi tercatat sebagai topan paling mematikan yang melanda Filipina sepanjang tahun 2025. Badai dahsyat ini memicu banjir besar yang melanda wilayah tengah negara tersebut.
Korban jiwa akibat topan ini terus bertambah. Dilaporkan setidaknya 140 orang meninggal dunia dan 127 lainnya masih dinyatakan hilang akibat hantaman Topan Kalmaegi di Filipina.
Artikel Terkait
PIT IBI 2025: Peran Strategis Bidan sebagai Ujung Tombak Kesehatan Ibu dan Anak
KSPSI Desak Pemerintah Segera Atur UMP 2026, Khawatir Kekosongan Hukum
Dekranasda Bolmong Studi Tur ke Bitung, Pelajari Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif
UU Cipta Kerja 5 Tahun: Fakta Dampak Buruk pada Nasib Pekerja Indonesia