Kisah Kevser Yilmaz Jarada: 24 Tahun Hidup di Gaza Penuh Cobaan
Di tengah Gaza yang mengalami periode paling menghancurkan dalam sejarah modern, seorang perempuan Turki berbagi kisah hidupnya selama 24 tahun di wilayah yang diblokade. Kehidupan yang dibentuk oleh serangan udara, kekurangan, dan keyakinan yang tak tergoyahkan.
Perjalanan Hidup di Gaza
Setelah menikah pada tahun 1999, Kevser Yilmaz Jarada memutuskan pindah ke Gaza dan tinggal di sana selama 24 tahun. Ia meninggalkan Gaza pada musim panas 2023 karena alasan kesehatan, tak lama sebelum perang antara Israel dan Hamas meletus.
Jarada mengungkapkan, "Saya mengalami perang, blokade, dan kesulitan yang dialami rakyat Gaza bersama mereka. Saya menganggap diri saya salah satu dari mereka, dan saya merasa seperti warga Gaza."
Kondisi Gaza di Bawah Pendudukan
Hingga tahun 2005, pemukim Israel menduduki tanah Palestina di Gaza dengan kehidupan yang mewah. Mereka tinggal di lahan luas dengan fasilitas lengkap, sementara warga lokal berjuang melawan kesulitan ekonomi dan perlawanan terhadap pendudukan Israel.
Jarada menegaskan, "Warga Gaza melawan dan tidak membiarkan penjajah hidup nyaman di tanah mereka sendiri. Penduduknya sendiri yang membersihkan tanah mereka dari penjajah."
Pendidikan di Tengah Konflik
Meskipun hidup terhenti akibat konflik, pendidikan tidak pernah berhenti di Gaza. Jarada menekankan bahwa bahkan selama perang, anak-anak tetap bersekolah. Setelah sekolah, mereka biasanya menghabiskan waktu di masjid yang berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial.
Namun, akses keluar Gaza melalui gerbang perbatasan Rafah sangat sulit. Mahasiswa atau pasien harus mendaftar berbulan-bulan sebelumnya dan menunggu persetujuan.
Artikel Terkait
Sinterklas Dayung Kano, Bagi-bagi Hadiah di Pedalaman Amazon
Gelar Perkara Khusus Buka Ruang: Desakan Uji Labfor Independen untuk Ijazah Jokowi
Diplomasi Nyata Indonesia-China Buktikan Angka: Perdagangan Tembus USD 150 Miliar
Gus Yahya Apresiasi Progres Penanganan Bencana di Sumatera