Jika Whoosh ingin diperlakukan sebagai investasi sosial, konsistensi logika diperlukan. Penawaran Jepang dengan skema bunga rendah dan tenor panjang sebenarnya lebih rasional secara ekonomi, tetapi ditolak dengan alasan politik untuk menunjukkan "kedaulatan ekonomi". Pilihan ini justru membebani fiskal negara lebih berat.
Langkah Strategis Mengembalikan Rasionalitas Whoosh
Langkah pertama memperbaiki Whoosh bukan menalangi, tetapi mengembalikan rasionalitas publik melalui:
- Transparansi angka dan kontrak
- Membuka struktur biaya
- Audit jalur rente dan penggelembungan biaya
- Evaluasi objektif proyeksi permintaan
- Pengakuan kegagalan desain pembiayaan sebagai pembelajaran
Mencegah Impunitas Kebijakan
Membayar Whoosh dengan APBN tanpa koreksi adalah bentuk impunitas kebijakan. Negara yang tidak bisa mengakui kesalahan akan kehilangan kemampuan belajar dan legitimasi. Contoh Jerman pasca-perang, reformasi ekonomi Jepang, dan kebangkitan Korea Selatan membuktikan bahwa pengakuan kesalahan adalah kunci kemajuan.
Whoosh sebagai Simbol Koreksi
Dengan rasionalitas yang dipulihkan, Whoosh tidak harus menjadi simbol kesalahan, tetapi bisa menjadi simbol koreksi. Nilai ini lebih berharga bagi bangsa daripada kebanggaan yang dibangun atas penyangkalan fakta.
Cimahi, 5 November 2025
Penulis:
Berijasah asli dari Jurusan Studi Pembangunan FE-Unpad
Anggota Komite Eksekutif KAMI
Ketua Komite Kajian Ilmiah Forum Tanah Air
Artikel Terkait
Gubernur Riau Abdul Wahid Ditangkap KPK, Modus Jatah Preman dan Sejarah 4 Gubernur Korupsi
Maladewa Larang Merokok Bagi Generasi Muda: Jadi Negara Pertama di Dunia
Banjir Lahar Dingin Semeru Terkini: Jalan Putus dan 3 Dusun Terisolasi
DPR RI Kawal APBN 2025-2026 untuk Ciptakan Lapangan Kerja Baru