Momen paling mengharukan terjadi ketika ia berkata, "Ustadz mohon maaf, bolehkan saya saat ini membayar SPP hanya separuhnya? Insya Allah jika ekonomi kami membaik, kami akan tetap bayar full."
Dengan penuh perhatian, pihak pesantren menawarkan pembebasan SPP agar ia tidak kelaparan. Namun, dengan keyakinan kuat ia menjawab, "Enggak ustadz, saya yakin Allah pasti mampukan saya untuk tetap bisa makan dan membayar SPP anak saya. Saya hanya mohon keringanan saja untuk saat ini."
Subhanallah. Beberapa bulan kemudian, Allah memudahkan usahanya. Bisnis jualannya berkembang dengan hasil yang baik. Ia pun menepati janjinya dengan membayar lunas SPP anaknya.
Kisah ini membuktikan kekuatan husnudzon (berprasangka baik) kepada Allah. Ketika seorang hamba tidak hanya mengandalkan belas kasihan manusia, tetapi juga berusaha dan bertawakal, maka Allah akan memberikan kemudahan.
Anaknya pun tumbuh menjadi santri yang rajin belajar, berakhlak mulia, dan tekun beribadah. Semoga kelak ia dapat membalas semua pengorbanan ibunya dengan menjadi manusia yang sukses di mata Allah dan masyarakat.
Artikel Terkait
Bencana Tak Lagi Musiman, Kewaspadaan Kita Sudah Sampai Mana?
Wamen Ribka Haluk Soroti Tata Kelola Otsus Papua: Jangan Sampai Ada SiLPA Membengkak
Sjafrie Sjamsoeddin Ingatkan Kepala Desa: Jangan Korupsi, Lawan Penyimpangan!
Rp268 Miliar Bantuan Presiden Telah Tuntas Disalurkan ke Wilayah Bencana Sumatera