Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Tanjungpura (Untan) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk 'Komunikasi Partisipatif Orang Tua Tuli untuk Mewujudkan Digital Parenting yang Inklusif di Kalimantan Barat'. Kegiatan ini digelar di Dapoer Nusantara, Pontianak, pada Senin, 3 November 2025.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Komunitas Tuli Kalbar
FGD ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan kunci, termasuk Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalbar, Yayasan Parapreneur Indonesia, Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo), Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin), Yayasan Bhakti Arumi Delangga Maktab Tuli As-Sami, serta Mafindo.
Kendala Utama: Ketiadaan Data Jumlah dan Sebaran Komunitas Tuli
Suci Lukitowati, Ketua Tim Peneliti LPPM Untan, mengungkapkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk pemberdayaan komunitas tuli. Namun, kendala utama yang dihadapi adalah tidak tersedianya data akurat mengenai jumlah, lokasi, dan titik keberadaan penyandang tuli di Kalimantan Barat.
"Dengan mengetahui sebaran teman tuli, harapannya ketika ada kegiatan seperti digital parenting atau program pemberdayaan dari dinas dan komunitas lain, data ini bisa dimanfaatkan agar sasarannya lebih tepat," jelas Luki. Ia menekankan bahwa ketiadaan data ini menghambat perancangan program pemberdayaan yang tepat sasaran.
Artikel Terkait
Kritik Diplomatik untuk Tito: Santun dan Terima Kasih Bukan Sekadar Ucapan
Tangis Jurnalis di Tengah Bencana Aceh: Video Viral Dihapus, Publik Bertanya-tanya
Gudang Data 1,7 Juta Debitur Bocor, Aplikasi Mata Elang Dihapus dari Google
Empati di Era Digital: Ketika Kepedulian Hanya Bertahan Seumur Trending