Tanzania Dikritik sebagai Rezim Totaliter
Sekretaris Konferensi Waligereja Katolik di Dar es Salaam, Pastor Charles Kitima, menyatakan bahwa Tanzania telah berubah menjadi rezim totaliter. Dia menyebut peristiwa penembakan pengunjuk rasa sebagai "pembunuhan massal" yang menyedihkan dan pertama kali terjadi di negara tersebut.
Respons Pemerintah dan Pembelaan Militer
Dalam pernyataan di televisi nasional, Presiden Hassan mengutuk insiden demonstrasi namun membenarkan penggunaan "semua langkah pertahanan" untuk alasan keamanan nasional. Pemerintahannya membantah telah menggunakan kekuatan berlebihan.
Kemarahan publik juga diarahkan kepada putra Hassan, Abdul Halim Hafidh Ameir, yang dituduh mengawasi tindakan keras terhadap demonstran. Meski ada laporan bahwa sebagian militer memihak masyarakat, Kepala Angkatan Bersenjata Jacob Mkunda menegaskan kesetiaan pasukannya pada presiden dan menyebut demonstran sebagai "penjahat".
Menteri Luar Negeri Tanzania, Mahmoud Thabit Kombo, mengaku tidak memiliki data pasti jumlah korban tewas dan kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak menggunakan kekerasan berlebihan.
Artikel Terkait
Wamen Sosial Serukan Solidaritas di Magelang, Tegaskan Bantuan Tak Harus Selalu Materi
Gubernur Pramono Tantang Persija: Harus Juara Sebelum Jakarta 500 Tahun!
Amien Rais Tantang Prabowo: Berani Jewer Oligarki, Termasuk Adik Sendiri?
Langit Merah Darah di Panimbang Bikin Warga Heboh, BMKG Beri Penjelasan