Budidaya Nila Salin Karawang: Produktivitas 80 Ton/Hektar untuk Ekspor

- Minggu, 02 November 2025 | 19:20 WIB
Budidaya Nila Salin Karawang: Produktivitas 80 Ton/Hektar untuk Ekspor

Dukungan Publik Figur untuk Gaungkan Perikanan Modern ke Generasi Muda

Menteri Trenggono berharap keterlibatan para figur publik seperti Raffi Ahmad dan kawan-kawan dapat menjadi jembatan untuk mengenalkan konsep ekonomi biru dan budidaya ikan modern kepada generasi muda.

Raffi Ahmad sendiri menyampaikan kekagumannya terhadap inovasi yang dikembangkan KKP. Menurutnya, modeling BINS di Karawang adalah terobosan besar yang dapat membuka lapangan kerja baru sekaligus menyediakan sumber protein hewani yang sehat bagi masyarakat.

Proyeksi Pasar Global dan Posisi Indonesia

Pemilihan ikan nila salin didasarkan pada keunggulannya yang mampu hidup di air payau serta memiliki pasar yang luas. Berdasarkan data, permintaan global ikan tilapia diproyeksikan mencapai 8,9 juta ton pada tahun 2030.

Di kancah global, Indonesia kini tercatat sebagai produsen tilapia terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, dengan produksi sekitar 1,4 juta ton. Indonesia juga merupakan eksportir nila terbesar ketiga di dunia, setelah Tiongkok dan Kolombia.

Infrastruktur dan Target Ke Depan

Kawasan BINS Karawang seluas 230 hektare telah dilengkapi dengan infrastruktur pendukung lengkap, seperti sistem Intake Air Laut dan Tawar, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan fasilitas kawasan terpadu.

Dengan sistem modern dan terintegrasi, BINS Karawang ditargetkan mampu meningkatkan produktivitas hingga 84 ton per hektare per tahun dengan volume produksi mencapai 11.150 ton per tahun. Proyek strategis nasional ini juga diproyeksikan dapat membuka sekitar 500 lapangan kerja baru.


Halaman:

Komentar