1. Suhu Muka Laut yang Lebih Hangat
Suhu muka laut di perairan Indonesia saat ini lebih hangat dari biasanya, dengan anomali positif 0.5 hingga 3 derajat Celsius. Kondisi ini meningkatkan penguapan dan pasokan uap air di atmosfer, yang pada akhirnya memperkuat pembentukan awan hujan.
2. Fenomena La Nina Lemah
BMKG mendeteksi adanya fenomena La NiƱa lemah yang aktif sejak November 2025 dan diprakirakan berlangsung hingga Februari atau Maret 2026. Meskipun berkontribusi, peningkatan curah hujan saat ini lebih dipengaruhi oleh suhu muka laut yang hangat.
3. Dinamika Atmosfer Global dan Regional
Beberapa fenomena atmosfer turut memperkuat potensi hujan, seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin yang aktif melintas di wilayah Indonesia, khususnya bagian tengah dan timur.
4. Kondisi Lokal
Faktor lokal seperti belokan dan pertemuan angin juga turut memperbesar peluang terjadinya hujan dengan intensitas tinggi.
Dengan periode puncak musim hujan yang lebih panjang dan intens, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan memantau informasi cuaca terbaru dari sumber resmi.
Artikel Terkait
PKS Dukung Prabowo Subianto: Dukungan Penuh dan Sikap Kritis untuk Indonesia Maju
BLACKPINK GBK Cetak Cuan untuk Ojol, Begini Strategi Raup Ratusan Ribu
Reni Raup Untung Rp 500 Ribu Jualan Merchandise BLACKPINK di GBK, Begini Caranya
Kepadatan TransJakarta Usai Konser BLACKPINK di GBK, Penumpang Mengeluh Antre 30 Menit