Permasalahan lain yang dihadapi adalah minimnya jumlah guru yang khusus menangani anak berkebutuhan khusus. Di sisi lain, muncul aspirasi masyarakat yang mengkhawatirkan potensi bullying terhadap anak berkebutuhan khusus di lingkungan sekolah inklusif.
"Ada dua pesan yang saling bertolak belakang. Satu sisi masyarakat menginginkan sekolah inklusif, di sisi lain ada yang menolak karena kekhawatiran anak menjadi korban perundungan," tutur politikus Partai Gerindra tersebut.
Solusi dan Jalan Tengah Pendidikan Inklusif
Melalui forum ini, Himma meminta Kementerian Pendidikan untuk segera mencari solusi terbaik. Penting untuk menemukan jalan tengah agar anak berkebutuhan khusus tetap mendapatkan hak pendidikan berkualitas tanpa menghadapi berbagai kendala yang ada saat ini.
Dengan adanya perhatian serius dari pemerintah, diharapkan sistem pendidikan inklusif di Indonesia dapat berkembang lebih baik dan menjawab kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
Artikel Terkait
Gelar Berguguran, Janji Pendidikan Tinggi Retak di Ujung Karier
Israel Perintahkan Pembongkaran Ratusan Rumah di Kamp Pengungsi Nur Shams
Pembela Nadiem Bantah Keterkaitan Rp809 Miliar dengan Kasus Chromebook
Warisan Beracun: Bagaimana Kebijakan Satu Anak Tiongkok Melahirkan Stigma Perempuan Sisa