Anthony menilai alasan Jokowi bahwa proyek Whoosh merupakan investasi sosial yang tidak mengejar keuntungan sulit dipercaya dan cenderung bohong. "Dalih ini jelas untuk menghindar dari tanggung jawab atas kerugian keuangan negara yang super besar," tandasnya.
Pendapat serupa disampaikan oleh Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira Adhinegara. Ia membantah pernyataan Jokowi yang menyebut Kereta Whoosh sebagai investasi sosial.
Bhima menyebut adanya bias jika Whoosh dianggap sebagai investasi sosial. Pasalnya, kereta cepat yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini menyasar pasar kelompok menengah ke atas. Masyarakat dengan penghasilan pas-pasan dinilai tidak akan mampu menggunakan Whoosh untuk perjalanan Jakarta-Bandung.
Oleh karena itu, Bhima menegaskan agar tidak salah mengartikan investasi sosial jika tidak memahaminya, atau bahkan menjadikan narasi tersebut sebagai pembenaran.
Artikel Terkait
Kabut Sensor Menyelimuti Bencana Sumatera
Kotak Misterius di Depan Gereja GKPS Bandung Picu Kepanikan Warga
Megawati Ingatkan Pentingnya Dapur Umum, Bukan Cuma Bagi-bagi Mie Instan
Prabowo Lantik Enam Dubes Baru, Nirmala Sjahrir Dipercaya untuk Jepang