Misteri Dibalik 2 Tim Reformasi Polri: Sinergi atau Benturan Prabowo & Listyo Sigit?

- Senin, 27 Oktober 2025 | 10:25 WIB
Misteri Dibalik 2 Tim Reformasi Polri: Sinergi atau Benturan Prabowo & Listyo Sigit?

Dari perspektif intelijen, langkah ini juga dapat dimaknai sebagai manuver preventif terhadap risiko infiltrasi politik, ekonomi, atau kepentingan eksternal di tubuh Polri. "Polri adalah institusi strategis yang bersentuhan langsung dengan publik dan keamanan nasional. Reformasi di dalamnya bukan semata urusan administrasi, tapi bagian dari strategi pertahanan non-militer," tegas Amir.

Figur Kunci dan Reformasi Kultur

Amir juga menyoroti kapasitas Komjen Prof. Chryshanda Dwilaksana sebagai sosok akademisi dan pemikir yang mampu menjembatani dunia praktik kepolisian dengan dunia akademik. Pemilihannya sebagai ketua tim transformasi dinilai sebagai bentuk kepercayaan Kapolri kepada figur berintegritas moral dan kapasitas intelektual tinggi.

"Prof. Chryshanda tidak hanya memahami doktrin kepolisian, tetapi juga mempelajari pola kepemimpinan, etika profesi, dan relasi sosial kepolisian dengan masyarakat. Dalam konteks reformasi, itu sangat penting. Reformasi sejati bukan cuma soal struktur, tapi juga kultur," ujar Amir.

Menghindari Politisasi Reformasi

Amir menegaskan pentingnya menjaga proses reformasi kepolisian agar tidak terseret ke ranah politik praktis. Menurutnya, Presiden Prabowo dan Kapolri Listyo Sigit menyadari risiko ini, sehingga pembentukan dua tim justru merupakan strategi untuk menghindari politisasi.

"Kalau hanya satu lembaga yang menangani, bisa muncul persepsi subjektif atau tekanan politik dari satu pihak. Dengan dua sumbu reformasi, akan terjadi saling koreksi. Ini bentuk manajemen intelijen negara dalam menjaga netralitas dan kredibilitas institusi keamanan," papar Amir.

Konsolidasi Nasional di Sektor Keamanan

Dalam pandangan akhirnya, Amir Hamzah menilai kehadiran dua entitas reformasi kepolisian ini adalah momentum konsolidasi nasional di sektor keamanan publik. Ini bukan sekadar proyek kelembagaan, melainkan bagian dari strategi besar untuk menata ulang relasi negara, masyarakat, dan aparat keamanan.

"Presiden Prabowo ingin memastikan bahwa Polri menjadi kekuatan sipil yang kuat tapi tetap demokratis. Kapolri Listyo Sigit menjawabnya dengan pendekatan transformasi yang sistematis. Ini kombinasi yang patut diapresiasi," tutup Amir Hamzah.


Halaman:

Komentar