Karena risiko-risiko tersebut, sejumlah pihak mengimbau masyarakat untuk tidak mengklik sembarang tautan, apalagi yang mengandung kata-kata provokatif seperti “video eksklusif”, “link asli video 8 menit”, atau “bukti perselingkuhan Hilda dan Pratu Risal”. Pakar keamanan siber dan komunitas anti-hoaks meminta masyarakat untuk tetap bijak dan tidak larut dalam isu viral yang belum terverifikasi kebenarannya. Selain bisa menjadi korban kejahatan digital, menyebarkan tautan atau informasi palsu juga dapat memperparah situasi dan mencoreng privasi pihak-pihak yang terlibat.
Bagi pengguna internet, langkah-langkah preventif yang bisa diambil antara lain:
- Selalu cek kebenaran informasi melalui media resmi dan terpercaya.
- Jangan tergiur dengan judul atau caption yang clickbait.
- Gunakan antivirus dan perlindungan keamanan pada perangkat.
- Laporkan tautan mencurigakan kepada pihak berwenang atau platform media sosial terkait.
Skandal dugaan perselingkuhan Hilda Pricillya dan Pratu Risal H memang tengah menjadi sorotan publik. Namun, di tengah derasnya arus informasi, penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap upaya manipulasi digital yang bisa merugikan secara pribadi dan kolektif. Jangan sampai rasa penasaran terhadap video 8 menit membuat kita terjebak dalam jerat kejahatan siber.
Artikel Terkait
MK Perkuat Kiprah Perempuan di Parlemen, KPPRI Diminta Kawal Eksekusi
MUI Tegaskan Status Harta Peserta Asuransi Jiwa Syariah Saat Meninggal
Kronologi Kelam Alvaro Kiano: Dendam Ayah Tiri yang Berujung Petaka
Ayah Tiri Tersangka Ungkap Nasib Alvaro Kiano di Bogor Setelah Delapan Bulan Hilang