Marak muncul akun-akun dadakan, baik di X maupun TikTok, yang memanfaatkan situasi ini. Akun-akun ini seringkali membuat video dengan menggunakan potongan-potongan foto Hilda dan Risal, ditambah musik dramatis dan narasi yang mengisyaratkan seolah-olah mereka memiliki video yang dimaksud.
Strategi mereka adalah dengan mengarahkan netizen yang penasaran untuk mengklik tautan (link) yang mereka sediakan di bio profil atau pada caption video. Tautan ini diklaim mengarah pada video lengkapnya.
Namun, publik harus sangat waspada. Alih-alih mendapatkan video, korban justru akan dihadapkan pada jebakan berbahaya. Tautan-tautan tersebut sangat mungkin mengarahkan pengguna ke halaman yang mengandung malware (perangkat lunak berbahaya).
Bahaya yang mengintai dapat berupa:
- Pencurian Data Pribadi: Malware dapat dirancang untuk mencuri data sensitif pengguna, seperti kata sandi akun media sosial, informasi perbankan, hingga data pribadi lainnya.
- Perangkat Diretas: Dalam beberapa kasus, malware dapat memberikan akses kontrol terhadap perangkat ponsel atau komputer kepada pelaku.
- Kerugian Finansial: Data yang dicuri dapat digunakan untuk melakukan penipuan dan transaksi ilegal, yang berujung pada kerugian materi.
Fenomena viral ini menjadi pengingat keras tentang dua hal. Pertama, betapa cepatnya informasi, terutama yang bersifat sensasional, dapat menyebar dan dimanfaatkan untuk hal-hal negatif. Kedua, dan yang paling krusial, masyarakat harus selalu meningkatkan kewaspadaan digital.
Sumber: indopop
Foto: Hilda Pricillya/Net
Artikel Terkait
Ibu Hamil dan Bayinya Tewas Usai Ditolak Empat Rumah Sakit di Papua
MAF Buka Suara: Bohong Soal Mobil Barang Bukti Polri Demi Kabur dari Debt Collector
Video Cabul Pelaku Ludahi Kitab Suci di Jatim Picu Badai Kecaman
Papan Digital di SMA Nusa Harapan Buka Ruang Kelas Tanpa Batas