Padang Pariaman Heboh Lagi, Puluhan Celana Dalam Mahasiswi KKN Hilang di Jemuran

- Sabtu, 21 Juni 2025 | 21:45 WIB
Padang Pariaman Heboh Lagi, Puluhan Celana Dalam Mahasiswi KKN Hilang di Jemuran


MURIANETWORK.COM -
  PADANG PARIAMAN heboh lagi, dimana puluhan celana dalam mahasiswi KKN hilang dicuri orang.

“Mahasiswi-mahasiswi ini menjemur pakaian dalam mereka di depan posko KKN,” ungkap @aprizani25_ di konten terbarunya, Sabtu 21 Juni 2025.

Kejadiannya di Nagari Batu Kalang, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Kamis 19 Juni 2025.

Tapi saat sore hari akan mengangkat jemuran, ternyata pakaian dalam yang jumlahnya puluhan sudah hilang dicuri orang.

“Yang hilang khusus celana dalam saja guys,” ungkap konten kreator Aprizani.

Malingnya masih belum diketahui, perempuan atau laki-laki, atau untuk apa mencuri celana dalam itu?

“Apa ada ilmu hitam sehingga harus maling celana dalam,” ujar Aprizani dengan nada bertanya.

Beberapa sumber yang dibaca Aprizani, ternyata celana dalam terutama yang bekas, itu bisa saja dipakai buat ritual.

“Asumsi aku sudah kemana-mana, bahkan ke ilmu pelet, ilmu hitam atau pesugihan, menurut kalian (netizen) bagaimana?,” tanya Aprizani.

Bahkan ada juga celana dalam ini untuk ritual mengunci hati seseorang, mempelet seseorang.

Aprizani menyarankan untuk celana dalam jemur di dalam area rumah saja agar lebih safety.
Sebelumnya, Padang Pariaman dihebohnya dengan terungkapnya kasus pembunuhan berantai 3 mahasiswi yang dilakukan oleh seorang pria bernama Wanda.

Kasus ini sedang diusut pihak Polres Padang Pariaman, sejauh ini baru satu orang pelaku yaitu Wanda yang ditangkap polisi.

Kasus ini bikin geger, pasalnya salah seorang mahasiswi dimutilasi oleh Wanda, dan kasus ini menyingkap tabir pembunuhan 2 mahasiswa 1,5 tahun lalu dengan pelaku yang sama.

Sementara di kolom komentar video  Aprizani ramai netizen memberikan tanggapannya:

“Bamacam ajo kejadian di Pariaman ko ma,” ucap pemilik akun @tali tigo sapilin.

“Iyo lah parah bana kabupaten padang pariaman ko,” jawab @penyiarSWL99.

“Lebih hati-hati lagi guys, 2 tahun lalu temen KKN ku yang cewek jemur pakaian dalam di dalam WC yang masih bisa ada celah tembus cahaya mataharinya,” kenang @Ahsanuz Zikri.

“Uni nandak Viral mah, mencari kesalahan urang Pariaman taruih...
dimano² kejahatan ko banyak,” kata @fitrikanency.

“Mungkin banyak kelainan sss di situ,” ucap @IlhamAbadi**.

Sumber: sumeks 

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Terkini