Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi lebih tepat membentuk partai politik baru daripada bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) atau partai lainnya.
Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, Jokowi telah menjadi figur sentral dalam politik nasional, sehingga setiap langkah dan pernyataannya selalu menjadi sorotan.
"Kalau bicara tentang politik memang tidak lengkap rasanya tanpa menyertakan Jokowi terutama manuver dan sikap politiknya, termasuk statementnya," kata Adi lewat kanal YouTube miliknya, Minggu 25 Mei 2025.
Meskipun PSI dinilai sebagai partai yang paling dekat dengan Jokowi, terlebih karena putra bungsunya, Kaesang Pangarep, menjabat sebagai ketua umum, Adi menilai arah dukungan publik belum tentu mengikuti arah partai.
“Relawan Jokowi belum tentu otomatis mendukung PSI. Mereka loyal pada sosok Jokowi, bukan pada kendaraan politiknya,” ujarnya.
Karena itu, menurut Adi, cukup rasional jika Jokowi memilih untuk mendirikan partai politik baru yang benar-benar bisa merepresentasikan nilai dan gerakan yang selama ini ia bangun bersama para relawan.
“Partai baru ini bisa menjadi wadah konsolidasi bagi PSI, pendukung loyal, hingga relawan-relawan Jokowi yang sampai saat ini cukup setia," pungkasnya.
Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa Jokowi tengah menjajaki peluang bergabung dengan PSI, namun juga mendapat sinyal terbuka dari partai lain seperti Golkar.
Di sisi lain, suara dari kalangan relawan justru menginginkan Jokowi mengambil langkah yang lebih mandiri dalam menentukan masa depan politiknya.
Sumber: rmol
Foto: Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi, bersama Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep/Ist
Artikel Terkait
Selain Wapres Gibran, Menanam Padi Berjalan Maju Juga Pernah Dilakukan Puan Maharani
Kasus Sritex Membuka Tabir Kembali Peran Anak Pak Lurah
Pemerintah Hujani Insentif ke Masyarakat, Diskon Tarif Listrik hingga BSU, Ekonomi RI Mau Anjlok?
Lahan yang Diduduki Ormas GRIB Jaya di Pondok Betung Tangsel Berstatus Hak Pakai BMKG