Pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang mengaitkan ukuran celana jeans 33-34 dengan obesitas dan risiko kematian lebih cepat, menunjukkan ada masalah dalam hal komunikasi publik pejabat.
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio alias Hensat berpendapat, Budi Gunadi Sadikin sebaiknya berhati-hati dalam berkomunikasi. Sebab, ia merupakan seorang pejabat publik.
"Sebagai Menteri Kesehatan, ya sudah, fokus saja menjalani fungsi sebagai Menteri Kesehatan," ujar Hensat kepada wartawan, Kamis 15 Mei 2025.
Founder Lembaga Survei KedaiKOPI ini menilai bahwa pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto kerap menghadapi kontroversi akibat penyampaian pesan atau komunikasi publik yang tidak tepat.
“Lagi-lagi ini kasus soal komunikasi publik dan sering sekali saya sampaikan tentang ini. Pemerintahannya Pak Prabowo nih, sering sekali menghadapi kontroversi-kontroversi gara-gara komunikasi," tuturnya.
Kontroversi Menkes Budi Gunadi Sadikin ini, kata Hensat, jelas menambah daftar tantangan komunikasi publik yang dihadapi pemerintah. Ia pun menyarankan agar pejabat lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan agar tidak memicu salah tafsir atau polemik di masyarakat.
“Pak Prabowo sudah berpesan bahwa komunikasi publik para pejabat ini harus diperbaiki, maka seharusnya ini sudah tidak terulang lagi dan para pejabat pun harus hati-hati akan potensi slip of tongue karena publik saat ini semakin cerdas,” tandasnya.
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin kembali menjadi sorotan akibat pernyataannya yang mengaitkan ukuran celana seseorang dengan obesitas dan risiko kematian.
"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33. Sudah pasti obesitas. Itu menghadap Allah-nya lebih cepat, dibandingkan dengan yang celana jeans-nya 32." kata Budi, Rabu 14 Mei 2025.
Sumber: rmol
Foto: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin/Net
Artikel Terkait
Era Pemerintahan Jokowi Bikin Parlemen Gelap
Gelar Demo Besar-besaran, 500 Ribu Pengemudi Ojol Bakal Matikan Aplikasi 20 Mei
Ada Oknum Ngaku Kader Muhammadiyah, Busyro Muqoddas: Cara Kuno Mirip Era Orde Baru
Masuk Bursa Ketum PSI, Siapa Berani Lawan Jokowi?