Menurutnya, kerja sendiri-sendiri dengan data yang berbeda-beda sudah harus diakhiri. Data untuk pemberdayaan, perlindungan, dan rehabilitasi sosial harus satu, harus sama, dan dikerjakan bersama-sama. Kalau nggak, ya programnya bakal tumpang-tindih dan nggak efektif.
Di sisi lain, Gus Ipul juga menyoroti pentingnya kreativitas. Ia secara khusus menyebut Taman Anak Sejahtera (TAS). Pendekatan lama yang itu-itu saja, "business as usual", jelas nggak bisa dipertahankan.
“Para kepala sentra harus lebih kreatif dan menyesuaikan dengan strategi kita hari ini. Tidak boleh business as usual kayak kemarin,” tukas Gus Ipul.
“Harus ada inovasi, kreativitas, dan strategi,” imbuhnya.
Intinya, kerja di Kemensos harus profesional dan terukur. Dampaknya pun harus nyata. Gus Ipul menutup arahan dengan pesan yang cukup menggugah. Ia bilang, tahun 2025 ini adalah fondasi.
“Maka tahun 2026 harus menjadi tahun di mana dampaknya benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” tutupnya.
Artikel Terkait
Abu Ubaidah Gugur, Nama Jihad Itu Terus Hidup
Di Balik Layar, Kita Lebih Berani: Mengapa Kejujuran Lebih Mudah di Kolom Komentar?
Teddy Indra Wijaya: Satu Pintu yang Menyaring Suara Rakyat untuk Prabowo
Simpang Lima Semarang: Malam Tahun Baru Tanpa Kembang Api, Penuh Harmoni dan Donasi