BNPT Ungkap 112 Anak Teradikalisasi, Game Online Jadi Pintu Masuk Baru

- Selasa, 30 Desember 2025 | 18:48 WIB
BNPT Ungkap 112 Anak Teradikalisasi, Game Online Jadi Pintu Masuk Baru

Di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (30/12) lalu, suasana konferensi pers terasa cukup tegang. Eddy Hartono, sang Kepala BNPT, memaparkan data yang cukup mengkhawatirkan. Ternyata, sepanjang 2025 ini, ada 112 anak-anak yang terpapar konten radikalisme. Modusnya? Melalui media sosial hingga game online. Jumlah itu tersebar di 26 provinsi di Indonesia.

"Dan juga 112 anak yang teradikalisasi di sosial media, ya, ini menunjukkan bahwa baik itu sosial media maupun di game online, ya. Jadi, 112 ini tersebar di 26 provinsi," ujar Eddy dalam jumpa pers.

Ia lantas menyelipkan contoh. "Ada beberapa peristiwa juga kemarin SMA 72 [Jakarta] walaupun itu tidak terkait dengan terorisme, tapi mereka terpapar di sosial media, ya," jelas dia.

Menurut Hartono, proses meradikalisasi anak dan remaja sekarang jauh lebih efektif di ruang digital. Efektif dan cepat. Kalau dulu, metode konvensional butuh waktu 2 sampai 5 tahun untuk mempengaruhi seseorang. Kini, lewat media online, prosesnya hanya memakan waktu 3 sampai 6 bulan saja. Cukup singkat, bukan?

"Kalau kita ketahui bersama bahwa proses radikalisasi terhadap anak dan remaja ini dibandingkan dengan sebelum menggunakan sosial media, ini lebih efektif," ucap dia.

"Ya dibandingkan dulu ketika proses radikalisasi secara konvensional itu membutuhkan waktu 2 sampai 5 tahun. Ya sekarang dengan media online atau ruang digital, itu hanya butuh waktu 3 sampai 6 bulan," terangnya.

Yang bikin miris, prosesnya seringkali dimulai dari hal-hal teknis seperti algoritma. Anak-anak ini tanpa sadar terjebak karena sering mengakses dan berinteraksi dengan konten tertentu. Engagement di media sosial jadi pintu masuk. Bahkan, sebagian dari mereka ada yang sampai melakukan baiat mandiri, tanpa pernah bertemu langsung dengan perekrut.


Halaman:

Komentar