"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya."
"Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya."
(HR Muttafaqun ’Alayh)
Saya juga menyoroti akar masalahnya: deforestasi. Khususnya alih fungsi hutan jadi kebun sawit. Ingat audit besar-besaran 9 juta hektar lahan sawit di era Luhut Panjaitan? Hasilnya, 3,3 juta hektar ternyata ilegal karena merambah hutan. Tapi alih-alih ditindak, malah diputihkan. Sungguh ironis.
Belum lagi gaya pejabat yang di tengah nestapa warga masih sibuk cari pencitraan. Dari foto-foto menggendong karung beras sampai klaim listrik sudah menyala, padahal faktanya gelap gulita.
Entah kebetulan atau tidak, esok harinya Rabu sore (24/12) Presiden Prabowo tiba-tiba menggelar konferensi pers soal penyitaan triliunan rupiah dari lahan sawit nakal. Tapi yang bikin publik bertanya-tanya: di mana para tersangkanya? Kok cuma uangnya yang disita?
Nah, kalau mau ditimbang, kritik yang saya sampaikan di acara itu sebenarnya jauh lebih tajam. Tapi anehnya, para teroris pengecut ini cuma berani menargetkan pihak yang mereka anggap lemah: seorang perempuan.
Padahal, saat bertemu Sherly, saya justru menangkap aura keberanian dan keteguhan yang kuat dari dirinya. Dia bukan tipe yang mudah menyerah. Jadi, siapa pun yang berharap teror ini akan membuatnya diam, jelas keliru besar.
Mari kita terus dukung Sherly dan para pejuang kemanusiaan lainnya. Lawan oligarki jahat yang tega membabat hutan dan mengorbankan keselamatan rakyat. Jangan lelah untuk terus menjaga negeri ini. (")
Artikel Terkait
UHW Perbanas Buka Pintu Lebar, Beragam Beasiswa Siap Dukung Mahasiswa Baru 2026
Aceh Desak Bantuan Lauk Pauk Cair Sebelum Korban Bencana Kembali ke Rumah
MA Bentuk Pansel, Cari Pengganti Hakim Konstitusi yang Pensiun 2026
INDEF Soroti Ekonomi 2025: Pertumbuhan Tersandera, Anggaran Prioritas Dipertanyakan