Bagi PRIMA, demokrasi tak cuma soal kotak suara. Yang lebih penting adalah apakah proses politik itu mampu mewujudkan keadilan dan kesejahteraan nyata. Karena itulah, evaluasi menyeluruh terhadap sistem pemilihan dirasa mendesak untuk dilakukan.
“Demokrasi Indonesia seharusnya kembali pada ruh gotong royong dan musyawarah mufakat, bukan demokrasi liberal yang hanya menguntungkan pemilik modal,” tegas Agus Jabo dengan nada keras.
Di sisi lain, partainya mendorong wacana ini untuk dibuka lebar. Mereka ingin semua kalutan dilibatkan dalam diskusi, mulai dari akademisi, tokoh masyarakat, hingga organisasi akar rumput. Tentu saja, semua perubahan harus berjalan konstitusional dan mengutamakan kepentingan publik.
“Tujuan akhirnya adalah menghadirkan pemerintahan yang kuat, bersih, dan benar-benar bekerja untuk rakyat, bukan sekadar memenangkan kontestasi politik,” pungkasnya.
Usulan ini dipastikan akan memantik perdebatan panjang. Apalagi, sistem pemilihan langsung sudah berjalan bertahun-tahun dan dianggap sebagai pilar demokrasi. Namun, kritik yang dilontarkan Agus Jabo tentang dampak negatifnya juga sulit dipungkiri. Menarik untuk dilihat bagaimana respons publik dan politisi lain.
Artikel Terkait
Batu di Akhir Tahun: Dari Swiss Kecil Jawa Hingga Gemerlap Malam yang Tak Terlupakan
Helikopter Prabowo Tak Tercatat di LHKPN, Muncul Tanda Tanya
Tim SAR Kerahkan Drone Bawah Air dan Penyelam Asing dalam Pencarian Pelatih Valencia di Perairan Komodo
Bupati Aceh Tamiang Minta Fatwa Menteri Soal Nasib Kayu Banjir