Namun begitu, rencana pelucutan senjata itu langsung ditampik oleh sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam. Bagi mereka, ini bukan opsi.
"Rakyat kami membela diri dan tidak akan menyerahkan senjata mereka selama pendudukan masih berlangsung," ujar juru bicara baru kelompok tersebut.
Juru bicara itu memakai nama samaran Abu Obeida, sama seperti pendahulunya. Identitas aslinya adalah Hudhayfa Samir al-Kahlout. Justru Israel, menurutnya, yang seharusnya dilucuti. Alasannya jelas: banyak korban jiwa di Gaza yang berjatuhan.
“Kami menyerukan kepada semua pihak terkait untuk bekerja sama dalam melucuti senjata-senjata mematikan pendudukan, yang telah dan terus digunakan dalam pemusnahan rakyat kami,” katanya.
Pernyataan itu menggambarkan jurang yang masih sangat dalam. Sementara Netanyahu dan Trump bersiap berdiskusi di balik tembok mewah Mar-a-Lago, di Gaza, nada yang terdengar sama sekali berbeda penuh penolakan dan tuntutan balik.
Artikel Terkait
Nenek 80 Tahun Diusir Paksa, Rumah Ludes Digusur Alat Berat
Manado Berduka: Lahan Pemakaman Disiapkan untuk 16 Korban Panti Werdha Terbakar
Gempa 3,4 Magnitudo Guncang Pidie Jaya di Tengah Malam
Trump Beri Ultimatum Iran: Kami Akan Menghancurkan Kalian