Ratusan WNI Terjebak Sindikat Scam di Kamboja, Ibu Hamil Jadi Korban

- Senin, 29 Desember 2025 | 22:36 WIB
Ratusan WNI Terjebak Sindikat Scam di Kamboja, Ibu Hamil Jadi Korban

Peringatan itu juga disuarakan oleh Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea. Ia menegaskan bahwa para korban berisiko tinggi untuk diperjualbelikan kembali jika tidak segera diselamatkan. Alasannya sederhana tapi menakutkan: sindikat ini bekerja sangat rapi dan terorganisir.

Di sisi lain, ada apresiasi yang disampaikan. Bupati Kuningan, Dian Rahmat Yanuar, menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah pusat dan Polri yang dianggap bertindak cepat mengevakuasi korban.

“Keberhasilan ini menunjukkan profesionalisme aparat,” ujarnya. Ia berharap, kesuksesan ini bisa menjadi secercah harapan bagi WNI lain yang mengalami nasib serupa.

Lalu, bagaimana gambaran besarnya? Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, memberikan penjelasan yang cukup mencengangkan. Ia menyoroti maraknya WNI yang terjebak jadi admin online betting atau penipuan daring.

“Saya mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran kerja di luar negeri yang menjanjikan gaji besar, pekerjaan mudah, dan persyaratan minim,” kata Santo. Pola semacam itu, menurutnya, kerap jadi pintu masuk ke dunia ilegal.

Angkanya pun tak main-main. Sepanjang Januari hingga September 2025 saja, KBRI Phnom Penh sudah menangani 4.030 kasus WNI bermasalah. Jumlah itu melonjak 73 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Yang lebih mencengangkan, lebih dari 82 persennya atau 3.323 kasus berkaitan langsung dengan sindikat penipuan daring. Itu artinya terjadi kenaikan sekitar 86 persen.

Untuk menekan laju ini, KBRI terus memperkuat kolaborasi dengan Polri. Langkah pencegahan melalui edukasi ke masyarakat juga digencarkan. Meski grafik kasus masih naik, Santo menegaskan komitmennya. KBRI akan tetap memberikan pelayanan dan perlindungan maksimal bagi setiap WNI yang membutuhkan bantuan.


Halaman:

Komentar