Di Balik Sorak Sorai Nataru: Mengapa Banyak Orang Justru Merasa Lelah dan Sepi?

- Senin, 29 Desember 2025 | 06:06 WIB
Di Balik Sorak Sorai Nataru: Mengapa Banyak Orang Justru Merasa Lelah dan Sepi?

Liburan Natal dan Tahun Baru, atau yang akrab disebut Nataru, selalu digambarkan penuh tawa dan kehangatan. Lihat saja media sosial. Penuh dengan foto keluarga, perayaan, dan resolusi yang bersinar. Tapi jujur saja, di balik semua kemeriahan itu, banyak dari kita justru merasakan sesuatu yang... aneh. Sebuah emosi campur aduk yang sulit dijelaskan.

Ada sih yang benar-benar senang, bisa istirahat panjang dan kumpul dengan orang tersayang. Namun begitu, tak sedikit yang malah merasa cemas. Lelah secara emosional. Atau tiba-tiba sedih tanpa tahu persis penyebabnya. Momen yang katanya spesial ini justru sering jadi pemicu overthinking. Kenapa ya?

Refleksi Akhir Tahun dan Tekanan Sosial

Nataru memang sering memaksa kita untuk introspeksi. Tanpa disadari, kita mulai menimbang-nimbang hidup sendiri. Pencapaian apa yang sudah didapat? Lalu, tanpa sengaja, mata kita beralih ke kehidupan orang lain. Target yang belum kesampaian, hubungan yang masih renggang, atau rencana yang berantakan semuanya berdatangan kembali ke kepala.

Secara psikologis, refleksi diri itu sebenarnya sehat. Tapi masalahnya dimulai ketika refleksi itu berubah jadi perbandingan sosial yang tak ada habisnya. Tekanan pun muncul. Dan media sosial, ya, platform itu memperparah keadaan. Yang kita lihat hampir selalu adalah sorotan terbaik dari hidup seseorang, bukan cerita lengkapnya.

Kesepian di Tengah Keramaian

Faktanya, tidak semua orang punya meja makan lengkap untuk disantapi saat malam tahun baru. Ada yang jauh dari keluarga, ada yang sedang berduka, dan ada pula yang sedang berjuang menghadapi fase hidup yang berat.

Rasa sepi di tengah hingar-bingar perayaan seringkali tak terlihat. Jarang dibicarakan. Banyak orang merasa tertekan untuk bahagia, karena Nataru dianggap sebagai momen wajib gembira. Padahal, perasaan itu tidak bisa dipaksakan untuk selalu sesuai dengan kalender.

Perasaanmu Itu Valid, Kok

Merasa lelah atau sedih di penghujung tahun bukan berarti kamu tidak bersyukur. Sama sekali bukan. Emosi manusia itu rumit bisa saja rasa senang dan sedih hadir bersamaan dalam satu waktu.


Halaman:

Komentar