Di Tengah Reruntuhan Gaza, Lima Ratus Penghafal Al-Quran Kibarkan Bendera Harapan

- Sabtu, 27 Desember 2025 | 20:50 WIB
Di Tengah Reruntuhan Gaza, Lima Ratus Penghafal Al-Quran Kibarkan Bendera Harapan

Gaza Debu dan puing masih menempel di udara di Kamp Pengungsi Shati. Tapi Kamis lalu, tanggal 27 Desember, suasana itu berubah total. Jalanan yang muram tiba-tiba memancarkan cahaya dan semangat yang lain sama sekali. Sekitar lima ratus penghafal Al-Qur'an, laki-laki dan perempuan, memadatinya. Mereka berprosesi, sebuah arak-arakan yang berani, menantang bayang-bayang kelam genosida yang sudah dua tahun menindih Gaza.

Kalau kamu lihat, ini bukan cuma upacara keagamaan biasa. Lebih dari itu. Di bawah slogan “Gaza Berkembang dengan Para Penghafalnya,” acara yang digelar Komite Darurat bersama beberapa yayasan amal dari Kuwait ini seperti festival rakyat. Sebuah perayaan yang menyuntikkan denyut kehidupan ke tempat yang nyaris mati karena gempuran bom.

Suara takbir "Allahu Akbar" bergema, bersahutan dengan doa-doa warga yang berjejal di pinggir jalan. Para penghafal, berpakaian terbaik mereka, membawa mushaf dan bendera Palestina. Pemanduannya luar biasa. Lanskap kehancuran berubah seketika jadi ruang yang tenang, bahkan terasa magis.

Di tengah kerumunan, ada sosok Ibtisam Abu Huwaidi. Perhatian saya tertarik padanya. Dia adalah seorang hafizah yang berhasil mengkhatamkan hafalan 30 juz tepat di tengah berkecamuknya perang.

“Menghafal selama dua tahun di bawah bombardir? Jelas bukan hal mudah,” ujarnya kepada Anadolu Agency. Suaranya lirih tapi pasti. “Tapi Al-Qur'an itulah sumber kekuatan kami. Inilah cara kami bertahan, memegang harapan.”

Ibtisam bercita-cita anak-anaknya kelak mengikuti jejaknya. Menjaga api iman tetap menyala, sekalipun raga mereka terkepung.


Halaman:

Komentar