Israel akhirnya mengambil langkah berani. Pada 26 Desember 2025, mereka secara resmi mengakui Somaliland sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat.
Keputusan ini punya bobot sejarah. Untuk pertama kalinya, sebuah negara anggota PBB memberikan pengakuan formal kepada wilayah yang memisahkan diri dari Somalia itu. Sudah 34 tahun Somaliland mendeklarasikan kemerdekaan, dan selama itu pula statusnya terkatung-katung di panggung internasional. Sekarang, Israel memutuskan untuk mengubah peta politik itu.
Reaksinya? Bisa ditebak, keras dan langsung. Pemerintah Somalia tentu saja murka. Mereka melihat ini sebagai tamparan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah mereka. Tidak sendirian, Uni Afrika juga ikut mengutuk. Beberapa negara kunci di kawasan, seperti Mesir, Turki, dan Djibouti, bersuara lantang menentang. Bagi mereka, langkah Israel ini jelas-jelas provokatif.
Lalu, apa sebenarnya yang dicari Israel di balik keputusan kontroversial ini? Beberapa alasan utama mencuat ke permukaan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sendiri yang angkat bicara. Ia bilang, pengakuan ini adalah bagian dari semangat Perjanjian Abraham (Abraham Accords), yang intinya ingin memperluas jejaring diplomatik Israel di dunia Muslim. Somaliland, dengan populasi sekitar 6,2 juta jiwa yang hampir seluruhnya sekitar 99% lebih beragama Islam Sunni, dilihat sebagai pintu masuk baru.
Artikel Terkait
Enam Jembatan Bailey di Aceh Rampung, Akses Darat Mulai Pulih
Warga Murka Bakar Truk Kayu, Protes Banjir yang Tak Kunjung Usai
Ijazah Jokowi: Mengapa Kekuasaan Harus Turun Tangan?
Di Tengah Reruntuhan Gaza, Lima Ratus Penghafal Al-Quran Kibarkan Bendera Harapan