"Kelompok inilah yang paling menyentuh hati saya," ujar Jeli.
Dia bisa merasakan kegelisahan mereka. Usianya sudah remaja, tapi masih kesulitan dengan huruf hijaiyah. Dengan sabar, dia mengajari mereka pakai metode Iqro. Perkembangannya ada, meski lambat dan butuh ekstra kesabaran.
Menurut Jeli, pengalaman mendidik ini rasanya tak beda jauh dengan tugasnya di dunia kebencanaan. Selain turun ke lokasi, dia juga bagian dari tim Layanan Dukungan Psikososial yang kerap dapat tugas langsung dari Kementerian Sosial. Prinsipnya sama: mendampingi orang yang sedang dalam kondisi rentan.
"Mendidik anak-anak ini seperti mendampingi penyintas bencana. Mereka berada di fase pancaroba. Penuh gejolak. Tapi justru di situlah peran kita," tegasnya.
Menjalani dua peran sekaligus tentu tidak mudah. Di sekolah, Jeli juga punya tugas sebagai satpam dengan sistem gilir. Kalau dapat jaga malam, paginya dia tetap harus masuk mengajar. Begitu pula sebaliknya. Kalau benar-benar tak bisa hadir, dia akan berkoordinasi dengan wali asuh agar bimbingannya untuk anak-anak tidak terputus.
Di luar kelas, kesibukannya bertambah dengan membina kegiatan Pramuka, yang wajib diikuti semua siswa SRMP 4. Bahkan, sebelum ada surat tugas resmi pun, dia sudah aktif mendampingi. Nilai-nilai seperti disiplin, siaga, dan tanggung jawab nilai yang sama yang dia pegang sebagai Tagana ditanamkannya juga di sini.
Jadi, di tengah rintik hujan yang belum berhenti dan lingkungan sekolah yang baru saja dicuci banjir, Jeli Hendri berdiri di dua garis depan. Dari lokasi bencana yang penuh ketidakpastian, hingga ke ruang kelas yang penuh harapan. Dia membuktikan, kesiapsiagaan itu bukan cuma soal menanggapi keadaan darurat, tapi juga tentang menjaga masa depan anak-anak yang tumbuh di daerah rawan.
Artikel Terkait
19 Daerah di Sumatera Beralih ke Fase Pemulihan Pascabencana
Korban Tewas Bencana Sumatera Tembus 1.138 Jiwa, Ratusan Ribu Masih Mengungsi
Konsistensi Kebijakan Jadi Penentu Masa Depan Bahan Bakar Bersih Indonesia
Banjir Bandang Balangan: Air Setinggi Atap Rumah dan Ratusan Rumah Rusak