Gus Murtadho Soroti Dukungan untuk Haji Isam: "Hutan Papua Bukan Tanah Kosong"
Kritik pedas datang dari aktivis muda Nahdlatul Ulama, Roy Murtadho atau yang biasa disapa Gus Murtadho. Kali ini, sasarannya adalah rencana besar pengembangan pangan dan energi nasional di Merauke, Papua Selatan. Dia melihat bayangan kelam di balik proyek strategis itu. Menurutnya, ini bisa jadi awal penghancuran hutan Papua, mengulangi sejarah pilu yang pernah terjadi di Kalimantan.
Yang jadi sorotan, pemerintah Prabowo Subianto dinilai justru membuka jalan lebar-lebar bagi korporasi besar. Padahal, perusahaan-perusahaan semacam itu seringkali dituding merusak lingkungan. Salah satu nama yang disebut adalah pengusaha Haji Isam.
Begitu pernyataan tertulis Gus Murtadho yang dirilis Sabtu lalu. Kata-katanya keras, tanpa tedeng aling-aling.
Lalu, seberapa besar ancamannya? Gus Murtadho mengungkap angka yang bikin merinding: sekitar 3 juta hektar lahan di Merauke berpotensi dibuka. Rinciannya, 2 juta hektar untuk persawahan dan sejuta hektar lagi buat perkebunan tebu. Skala yang luar biasa itu, di mata dia, sangat mengancam benteng terakhir hutan tropis Indonesia. Papua bukan sekadar hamparan hijau di peta. Ia adalah paru-paru yang masih tersisa.
Di sisi lain, Gus Murtadho menegaskan satu hal penting. Papua bukan tanah kosong yang bisa seenaknya dijadikan objek investasi. Wilayah ini hidup. Di dalamnya ada ekosistem yang kompleks dan masyarakat adat yang hidupnya bersimbiosis dengan alam. Menggantungkan napas pada hutan.
Artikel Terkait
Kemenhaj Beri Kelonggaran, Korban Bencana di Tiga Provinsi Bisa Lunasi Bipih Hingga 2026
Israel Pecah Belah Dunia Islam? Pengakuan Somaliland Picu Badai Diplomasi
Surabaya Tegaskan Hukum Satu-satunya Jalan Atas Pengusiran Nenek Elina
Kiev Gelap dan Gersang di Musim Dingin, Serangan Rudal Rusia Tewaskan Satu Warga