Emine Erdogan: Gaza Akan Bangkit, Seperti Keyakinan yang Tak Pernah Padam di Hati Palestina

- Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:00 WIB
Emine Erdogan: Gaza Akan Bangkit, Seperti Keyakinan yang Tak Pernah Padam di Hati Palestina

Kisah lain yang ia angkat adalah tentang seorang insinyur pertanian perempuan. Dengan pengetahuannya, wanita itu berhasil mengubah air laut menjadi air minum, sebuah bentuk perlawanan nyata terhadap embargo yang mencekik.

Bagi Ibu Negara, perjuangan ini maknanya jauh lebih dalam. "Membela Palestina berarti membela bukan hanya warga Palestina," jelasnya, "tapi seluruh umat manusia, nilai-nilai yang menjunjungnya, dan yang terpenting, hak kita untuk tetap menjadi manusia."

Pandangan serupa diungkapkan Presiden Yayasan Kalyon, Reyhan Kalyoncu, dalam wawancaranya dengan Anadolu. Menurutnya, pameran ini sengaja disiapkan untuk menunjukkan kehormatan, keyakinan, dan perjuangan tanpa henti rakyat Palestina demi eksistensi mereka.

Acara pembukaan itu sendiri dihadiri sejumlah tokoh. Tampak hadir Duta Besar Palestina untuk Ankara, Nasri Abu Jaish, Presiden Bulan Sabit Merah Turki, Fatma Meric Yilmaz, serta Ketua Dewan Direksi Kalyon Holding, Cemal Kalyoncu.

Pameran yang menempati Kalyon Culture di Istanbul ini akan berlangsung hingga 30 Maret mendatang. Pengunjung bisa menjelajahi enam instalasi berbeda di enam ruangan yang masing-masing menawarkan pengalaman unik.

Yang menarik, nuansa Palestina juga dihadirkan melalui kuliner. Sup Palestina, bagel, zaitun, dan kurma disajikan di sana. Tujuannya jelas: meningkatkan kesadaran tentang apa yang sebenarnya terjadi di tanah yang sedang berduka itu.

Konflik mematikan di Gaza sendiri pecah kembali pada Oktober 2023. Israel melancarkan ofensif brutal dengan dukungan penuh AS. Hingga kini, korban jiwa di pihak Palestina telah melampaui 71.000 orang, dengan lebih dari 171.000 lainnya luka-luka. Mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Sebenarnya, gencatan senjata sempat berlaku mulai 10 Oktober lalu, berdasarkan proposal yang diajukan oleh Trump. Sayangnya, Israel secara konsisten dianggap melanggar kesepakatan itu. Situasi tetap mencekam, dan harapan akan perdamaian sejati masih terasa jauh di ufuk.


Halaman:

Komentar