Setelah berhari-hari terperangkap dalam situasi mengerikan di Kamboja, akhirnya sembilan warga Indonesia bisa bernapas lega di tanah air. Mereka tiba di Jakarta hari Jumat lalu, 26 Desember, setelah berhasil diselamatkan dari jerat perdagangan orang. Modusnya klasik namun tetap memakan korban: diiming-imingi pekerjaan, lalu dipaksa menjadi scammer atau admin judi online.
Proses penyelamatannya sendiri ternyata butuh perjuangan panjang. Semua berawal dari laporan orang tua korban yang diterima Bareskrim pada 8 Desember lalu. Tak cuma itu, desakan juga datang dari media sosial, di mana video jeritan minta tolong dari para korban sempat viral dan menyita perhatian publik.
Brigjen Moh Irhamni dari Dirtipidter Bareskrim yang memimpin pemulangan, menjelaskan detail kronologinya.
"Para korban juga sempat membuat video viral di media sosial terkait unggahan para korban yang memohon bantuan agar bisa dipulangkan ke Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers.
Empat hari setelah laporan pertama, tepatnya 12 Desember, informasi resmi soal dugaan TPPO ini baru masuk secara lengkap ke meja penyidik. Namun begitu, koordinasi antar instansi langsung digeber. Melibatkan Direktorat PPA, Hubinter Polri, hingga Kementerian Luar Negeri, sebuah tim akhirnya terbang ke Phnom Penh pada 15 Desember.
Di sana, situasinya sudah agak berubah. Beruntung, ketika tim gabungan tiba, kesembilan korban ternyata sudah berhasil kabur dari tempat kerjanya yang mirip penjara itu.
"Pada saat kami temukan, kesembilan orang tersebut telah berhasil lari dan menyelamatkan diri dari lokasi-lokasi mereka bekerja," kata Irhamni.
Rupanya, mereka sudah lebih dulu melaporkan diri ke KBRI Phnom Penh sejak akhir November. Karena trauma dan ketakutan untuk kembali, mereka memilih tinggal bersama sambil menunggu kepastian.
Artikel Terkait
Tragedi di Pegunungan Gayo: Dua Penderes Pinus Ditemukan Tewas dengan Luka Senjata Tajam
Natal di Watutumou Berakhir Gelap Gara-gara Listrik Padam Seharian
Mantos Dipadati Pengunjung Usai Perayaan Natal
Kisah Pilu Sembilan WNI: Kabur dari Kandang Scammer di Kamboja